Asssalamu Alaikum Para Geografer

Kami menyiapkan berbagai tulisan tentang GEOGRAFI, yang mudah-mudahan dapat dijadikan
referensi oleh para Geografer

Kamis, 01 April 2010

EVALUASI LAHAN

Oleh : Darmawangsa,S.Si


A. Pengantar Evaluasi Lahan
Meningkatnya jumlah penduduk menyebabkan kepentingan dan ketergantungan manusia pada lahan semakin meningkat pula, yaitu : peningkatan infrastruktur, usaha pertanian, maupun usaha-usaha dibidang lainnya. Usaha-usaha tersebut memerlukan lahan sebagai tempat untuk melaksanakan pembangunan.
Meningkatnya kebutuhan dan persaingan dalam penggunaan lahan baik untuk keperluan produksi pertanian, perkebunan, industri jasa, permukiman, pengembangan kawasan maupun untuk keperluan lainnyamendorong pemikiran yang seksama dalm mengambil keputusan pemanfaatan lahan yang paling menguntungkan dari sumber daya lahan yang terbatas. Fenomena seperti diatas mendorong berkembangya pemikiran para ahli, tentang perlunya suatu perencanaan penggunaan lahan dan penataan kembali penggunaan lahan agar dapat dimanfaatkan secara optimal dan efisien. Permasalahan penggunaan lahan disunia ini sifatnya universal, baik di Negara maju maupun di Negara berkembang, pertambahan jumlah penduduk maupun era industrialisasi adalah persamaan ekslusif yang terjadi dimana saja dimuka bumi. Penataan kembali penggunaan lahan untuk daerah yang telah berpenduduk dan perencanaan penggunaan lahan bagi daerah-daerah yang belum tersentuh atau masih berpenduduk jarang, akan menyentuh berbagai pihak dan masyarakat luas, sehingga kegiatan ini sering pemicu munculnya berbagai permasalahan.
Perencanaan penggunaan lahan secara menyeluruh memerlukan data faktor lingkungan fisik yang meliputi sifat dan potensi lahan, yang diperoleh melalui kegiatan antara lain survei tanah yang diikuti oleh evaluasi lahan. Kedua kegiatan tersebut saling berkaitan satu sama lain, yang mendukung pentingnya kegiatan evaluasi kemampuan lahan dan kesesuain lahan, sedangkan untuk keperluan perencanaan pembangunan dan pengembangan pertanian, data iklim, tanah dan sifat lingkungan fisik lainnya yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman serta terhadap aspek manajemen dapat diperoleh melalui kegiatansurvei dan pemetaan sumber daya lahan termasuk pemetaan tanah.
Informasi tanah merupakan salah satu bagian sumber daya alam yang mempunyai pengaruh langsung dan berkelanjutan bagi penggunaan pertaninan. Informasi bentuk lahan, topografi dan formasi geologi secara tidak langsung mempengaruhi bentuk penggunaan lahan dan jenis tanaman yang diusahakan, faktor-faktor topografi (ketinggian,panjang dan derajat lereng, posisi pada bentang lahan) dapat berpengaruh tidak langsungpada penggunaan lahan bagi usaha pertanian.
Evaluasi lahan mempertimbangkan kemungkinan penggunaan dan faktor pembatasan tersebut dan berusaha menerjemahkan informasi-informasi yang cukup banyak dari lahan tersebut kedalam bentuk-bentuk yang dapat digunakan para praktisi seperti petani, para ilmuan yang mempertanyakan kemungkinan untuk menanam jenis tanaman tertentu, atau pertanyaan yang berhubungan dengan pekerjaan keteknisan.
Kesesuain lahan adalah bentuk penggambaran tingkat kecocokan sebidang lahan untuk suatu penggunaan tertentu (FAO, 1976). Kelas kesesuain lahan suatu areal dapat saja berbeda tergantung pada tipe penggunaan lahan yang sedang dipertimbangkan. Evaluasi kesesuain lahan pada dasarnya berhubungan dengan evaluasi untuk suatu penggunaan tertentu, seperti untuk budidaya padi, palawija, dansebagainya. Sedangkan kemampuan lahan umumnya ditujukan untuk penggunaan yang lebih luas atau lebih umum seperti penggunaan untuk pertanian, permukiman, industri, perkotaan, jasa, peruntukan dan sebagainya.
System USDA membagi lahan dalam sejumlah kecil kategori yang dapat diurut menurut jumlah dan intensitas faktor penghambat yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, dari kategori tertinggi ke kategori terendah. Kelas kemampuan lahan bervariasi dari kelas I artinya lahan tidak mempunyai penghambat utama bagi pertumbuhan tanaman, sampai kelas VIII yakni lahan yang mempunyai penghambat yang sangat berat sehingga tidak memungkinkan penggunaannya untuk produksi tanaman-tanman komersial.

B. Tujuan dan Manfaat Evaluasi Lahan
Evaluasi lahan bertujuan untuk mengetahui potensi atau nilai dari suatu areal untuk penggunaan tertentu yang memberikan harapan positif. Evaluasi tidak terbatas hanya pada penilaian karakteristik lingkungan, tetapi mencakup analisis ekonomi, social dan dampak lingkungan. Evaluasi lahan merupakan penghubung anatara berbagai aspek kualitas fisik, biologi dan teknologi penggunaan lahan dengan tujuan social ekonominya.
Evaluasi tingkat kesesuaian lahan pada dasarnya dapat berupa pemilihan lahan yang sesuai untuk tanaman tertentu. Hal itu dapat dilakukan dengan menginterpretasikan peta tanah dalam kaitannya dengan kesesuain lahan utuk berbagai tanaman dan tindakan pengelolaan yang diperlukan.
Fungsi evaluasi lahan memberikan pengertian tentang hubungan antara kondisi lahan dan penggunaannya serta memberikan kepada perencana berbagai perbandingan dan alternatif pilihan pengunaan yang dapat diharapkan berhasil, dengan demikian manfaat mendasar dari evaluasi lahan adalah untuk menilai kesesuain lahan bagi suatu penggunaan tertentu serta memprediksi konsekuensi-konsekuensi dari perubahan penggunaan lahan yang mungkin dilakukan. Kegunaan terinci dari evaluasi lahan sangat beragam ditinjau dari konteks fisik, ekonomi, social, intensitas dan skala dari studi itu sendiri, tujuan serta manfaat bagi si pemakai. Kegunaan evaluasi lahan ditinjau dari keadaan daerah yang akan dievaluasi pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi daerah kurang maju dengan penduduk jarang dan daerah maju dengan penduduk rapat.
Kualitas lahan berhubungan atau berpengaruh terhadap hasil atau produksi tanaman, juga manjemen dan masukkan yang diperlukan. Kualitas lahan yang berpengaruh terhadap produksi tanaman adalah :1). Kelembaban udara pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman, 2). Ketersedian hara, 3). Ketersedian oksingen didalam zone perakaran, 4). Media untuk perkembangan akar, 5). Kondisi untuk pertumbuhan, 6). Kemudahan diolah dalam hal ini pengolahan tanah, 7). Salinitas dan alkalinitas, 8). Toksitas tanah, 9). Resistensi tanah terhadap erosi, 10). Hama dan penyakit tanaman, 11). Bahaya banjir, 12). Rejim temperatur, 13). Energi radiasi, 14). Bahaya iklim terhadap pertumbuhan tanaman, 15). Periode kering untuk pemasakan tanaman.
Semua tanamn untuk dapat tumbuh dan berpruduksi memerlukan persyaratan tertentu, persyaratan tersebut terutama energy radiasi, temperatur yang cocok untuk pertumbuhan, kelembaban, oksingen dan unsure hara. Persyaratan temperatur dan kelembaban sering digabungkan disebut periode pertumbuhan.
Persyaratan tumbuh tanaman lainnya adalah yang tergolong sebagai kualitas lahan media perakaran. Media perakaran terdiri dari : drainase, tekstur, struktur, konsistensi dan kedalaman efektif tanah. Ada tanaman yang memerlukan drainase terhambat seperti jenis tanaman air termasuk padi sawah, tetapi pada umumnya tanaman menghendaki drainase yang baik, yang pada kondisi demikian aerasi tanah cukup baik artinya didalam tanah cukup tersedia oksingen dan akar tanaman dapa berkembangdengan baik, sehingga dapat menyerap unsur hara secara optimal.
C. Evaluasi Kesesuaian Lahan
Kesesuain lahan adalah suatu jenis penggunaan tertentu oleh kondisi atau karakteristik lahannya yang bertujuan untuk menetapkan/memilih penggunaan lahan tertentu secara berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. Karakteristik lahan meliputi semua faktor lahan yang dapat diukura atau ditaksir seperti : tekstur tanah, struktur tanah, kemiringan lereng, batuan dipermukaan, iklim dan sebagainya.
Evaluasi kesesuaian lahan pada dasarnya merupakan evaluasi potensi lahan bagi penggunaan berbagai system pertanian secara luas dan toidak membicarakan peruntukan jenis tanaman tertentu ataupiun tindakan-tindakan pengelolaannya. Oleh sebab itu sifatnya merupakan evaluasi yang lebih umum dibandingkan dengan evaluasi kesesuain lahan yang bersifat lebih khusus.
Evaluasi kesesuaian lahan memiliki penekanan yang tajam, yaitu mencari lokasi yang mempunyai sifat-sifat positif dalam hubungannya dengan keberhasilan produksi atau penggunaannya, sementara evaluasi kemampuan lahan sering dinyatakan dalam hubungan dengan pembatas-pembatas negatife, yang dapat menghalangi beberapa atau sebagian penggunaan lahan yang sedang dipertimbangkan.
Kesesuaian lahan dibagi menjadi dua, yaitu : kesesuaian lahan aktual, yaitu kesesuaian lahan saat ini merupakan kelas kesesuaian lahan yang dihasilkan berdasarkan data yang ada tidak mempertimbangkan asumsi atau usaha perbaikan dan tingkat pengelolaan yang dapat dilakukan untuk mengatasi faktor-faktor pembatas yang ada disetiap satuan lahan.
Kesesuaian lahan potensial menyatakan keadaan kesesuaian lahan yang akan dicapai setelah dilakukan usaha-usaha perbaikan atau improvemen. Dalam hal ini perlu adanya perincian faktor-faktor ekonomis dealam mendunga biaya yang diperlukan untuk perbaikan-perbaikan tersebut.
D. Cara Penelitian Evaluasi Kesesuain Lahan
Evaluasi kesesuaian lahan menitiberatkan pada tingkat kecocokkan sebidang lahan untuk satu penggunaan tertentu. Klasifikasi kesesuain lahan merupakan proses penilaian dan pengelompokkan lahan dalam arti kesesuaian relatif lahan atau kesesuaian absolut lahan bagi suatu penggunaan tertentu. Klasifikasi kesesuaian lahan juga merupakan upaya pengelompokkan lahan dengan sistematis kedalam satuan-satuan tertentu menurut sifat-sifat yang merupakan potensi dan penghambat dalam penggunaan secara berkelanjutan.
Pendekatan satuan lahan pada evaluasi kesesuaian lahan ini menggunakan citra foto udara pankromatik hitam putih skala 1: 25.000, dipadukan dengan peta topografi, geologi, tanah, lereng, penggunaan lahan, dan bentuk lahan, Yang dilengkapi dengan survei lapangan untuk pengecekan objek, pengambilan contoh tanah untuk dianalisis di laboratorium, dan pengukuran lapangan lainnya. Cara evaluasi kesesuaian lahan meliputi uraian tentang : 1). Bahan atau materi penelitian, 2). Alat penetlitian, 3). Jalan penelitian, 4). Analisis hasil.
Bahan dalam penelitian adalah lahan atau wilayah atau lokasi, sedangkan potensi lainnya didukung oleh informasi penungjang antara lain; peta tanah, peta topografi, peta penggunaan lahan, peta kelerengan, peta bentuk lahan, peta geologi, citra foto udara, data curah hujan selama 11 tahun terakhir, data hasil produksi tanaman pertanian, bahan-bahan kimia untuk analisis sifat fisik dan kimia tanah di lapangan dan di laboratorium.
Alat-alat yang diperlukan dalam penelitian terdiri dari alat-alat laboratorium, seperti streoskop cermin, alat-alat lapangan seperti altimeter, bor tanah dll, alat-alat bantu untuk analisis peta topografi terutama untuk pembuatan peta kelas kelerengan, proses analisis kartografi lainnya.
Pelaksanaan penelitian evaluasi kesesuaian lahan dilakukan dengan beberapa tahap yaitu: tahap persiapan, yang terdiri atas studi kepustakaan yang berkaitan dengan topic penelitian, menyiapkan bahan-bahan seperti foto udara, peta-peta, tahap kedua yaitu tahap kerja lapang, meliputi pekerjaan uji lapangan sebagai pekerjaan pendahuluan, kemudian mencocokkan hasil interpretasi citra dengan keadaan dilapangan, dilanjutkan dengan reinterpretasi untuk merevisi kekeliruan dalam interpretasi, penentuan titik sampel, pengamatan lingkungan fisik seperti drainase, lereng, tekstur dll. Tahap yang terakhir adalah tahap penyelesaian, meliputi pekerjaan analisi contoh tanah di laboratorium yang meliptui unsur-unsur, tekstur tanah, KTK, salinitas, pH tanah dll.
Variabel yang dikaji untuk menentukan tingkat kesesuaian lahan untuk tanaman digolongkan kedalam karakteristik/kualitas lahan, dengan mengacu pada kriteria persyaratan tumbuh tanaman, dengan jumlah karakteristik lahan sebanyal 19. Adapun variabel yang dimaksud adalah : Temperatur rerata tahunan, jumlah bulan kering, jumalah hujan tahuanan, drainase tanah, tekstru tanah, kedalaman efektif, KTK tanah, pH tanah, kegaraman, toksisitas, total N, P2O5, K2O, kemudahan pengolahan, lereng, singkapan batuan, tingkat bahaya erosi, bahaya banjir,
Penentuan kelas kesesuaian lahan untuk tanaman ditemukan dari penyesuaian criteria syarat tumbuh masing-masing tanaman dengan hasil analisis data laboratorium, data lapangan, dan sekunder lainnya. Hasil evaluasi kesesuaian lahan lahan dinyatakan dalam sub kelas dalam symbol kelas diikuti oleh faktor penghambat yang paling sulit diperbaiki kemudian diiukuti oleh faktor pengahambat yang mudah diperbaiki. Untuk kategori kelas pengujiannya adalah semua karakteristik lahan dari setiap satuan lahan diuji dengan kriteria S1, bila tidak mmenuhi persyaratan maka diuji dengan criteria S2 dan seterusnya, hingga ditemukan kelas kesesuaiannya. Berdasarkan analisa tersebut dapat didefenisikan kelas kesesuaiam lahan untuk tanaman.

CITRA PENGINDERAAN JAUH

Oleh : Darmawangsa,S.Si


A. Interpretasi Citra Penginderaan Jauh
Peginderaan jauh merupakan suatu tejnik untuk mengumpulkan informasi mengenai objek lingkungannya dari jarak jauh tanpa sentuhan fisik. Biassanya teknik ini menghasilkan beberapa bentuk citra yang selanjutnya diproses dan diinterpretasi guna membuahkan data yang bermanfaat untuk aplikasi dibidang pertanian, arkeologi, kehutanan,geogrfai, geologi, perencanaan dan bidang-bidang liannya. Tujuan utama penginderaan jauh ialah mengumpulkan data sumber daya alam dan lingkungan. Informasi tentang objek disampaikan oleh kepengamat melalui energi elektromagnetik. Yang merupakan pembawa informasi intensitas panjang gelombang yang perlu diberikan kodenya sebewlum informasi tersebut dapat dipahami secara penuh.
Apabila energi elektromagnetik mengenai bumi, seteusnya energi elektromagnetik ini dimodifikasi melalui interaksi dengan benda dipermukaan bumi. Sebagian energi direflekasikan dan sisanya akan masuk kebenda sebagi gelombang depan yang direfraksi yang juga diserap atatu diretensi oleh benda itu, atau ditranmisikan melalui kenampakan tersebut, bergantung pada sifat benda yang membentuk perwujudan dan panjang gelombangya.
Kita telah mengenal bhwa penginderaan jauh pada dasarnya merupakan rekaman pola pantulan energi elektromagnetik pantulan dan emisi yang ditampilkan sebagai cita menyerupai gambar yang sifatnya bervariasi. Untuk dapat menyadap informasi pening dari data tersebut, diperlukan latihan menilai kenampakan penting diluar yang tidak penting. Tingkat awal interpretasi dikenal sebagai deteksi. Deteksi dibantu oleh karakteristik spasial, spekral, radiometrik, dan temporal data. Resolusi spasial adalah kemampuan system perekaman dalam membedakan objek yang terletak berdekatan. Pada sisi lain, vegetasi kelihatan jelas sebagai bidang berona gelap saluran 5. Sedimen yang diangkut oleh sungai kelaut terekam lebih jelas pada saluran 7 yang menunjukkan air dengan rona hitam. Hal ini menunjukkan air dengan rona hitam. Hal ini menunjukkan pentingnya resolusi spektral. Resolusi spektral merupakan perekaman yang sama pada interval spektral yang berbeda, interval spektral yang lebih halus merupakan resolusi spektral lebihj baik, dan hal ini merupakan dasar pemikiran bagi penginderaan jauh multispektral atau multi saluran.
B. Aplikasi Penginderaan Jauh Pada Litosfer
Berbeda dengan atmosfer, litosfer merupakan bidang padat disebut bumi dimana manusia hidup. Litosfer merupakan sumber elemen kimia dan bahan campuran penting bagi kehidupan. Substansi ini keluar lepas selama interaksi antara permukaan bumi dengan atmosfer, karena adanya panas dan air yang merupakan komponen penting dari siklus hidrologi. Sebagai hasil, disintegrasi fisik dan dekomposisi kimia dari batuan pejal yang ada, menuju pada formasi tanah diatas permukaan bumi. Sebagai tambahan, litosfer juga menyediakan sumber daya mineral yang sangat penting bagi ekonomi manusia.
Aplikasi penginderaan jauh untuk lingkungan kitosfer umumnya terfokus pada kerak bumi dengan pengertian untuk mengambil informasi geologi, geomorfologi dan hidrologi. Banyak informasi selanjutnya dimanfaatkan untuk membantu eksplorasi mineral. Agar sesuai dengan kebutuhan ini, kemampuan resolusi spectral dan spasial paling tinggi dari system penginderaan jauh dipakai dan variasi wahana citra yang tinggi dihasilkan data pendukung pada berbagai skala untuk tugas-tugas ini.
Tujuan utama aplikasi penginderaan jauh untuk geologi, geomorfologi dan hidrologi adalah untuk mendeteksi, mengidentifikasi dan memetakan kenampakan bumi pada permukaan, dibawah permukaan dan untuk menduga melalui proses kerja tempat yang menguntungkan secara menyeluruh diberikan oleh citra yang disadapa dari wahana angkasa. Khususnya, citra penginderaan jauh harus diinterpretasi untuk informasi structural dan hidrologi elusive, juga untuk karakteristik bentuk lahan yang mudah diamati, penutupan lahan dan ketersediaan air.
Penginderaan jauh, terutama sesuai untuk dipergunakan dalam studi aspek dinamika mengenai kenampakan medan . khususnya keaslian genetic bentuk lahan dalam aplikasi geomorfologi. Dalam seluruh aplikasi, dipakai baik mengenai aspek kualitatif maupun kuantitatif.

C. Aplikasi Penginderaan Jauh Pada Bisofer :Vegetasi, Tanaman Pertanian dan Tanah
Bagian yang dihuni secara biologi dari litosfer, atmosfer dan hidrosfer biasanya dikenal dengan biosfer. Bentuk berbeda dari kehidupan tumbuhan dan binatang dapat diketahui hidup pada mintakat yang secara relative dangkal, namun mintakat populasi rapat pada batas atara atmosfer dan litosfer atau hidrosfer. Penting diperhatikan bahwa kehidupan tumbuhan terdiri dari bagian tebesar dari bioma total didunia baik yang berada diatas dan dibawah litosfer dan di hidrosfer.
Dalam studi vegetasi, tanaman pertanian dan tanah, ada suatu ketetapan pentingnya melakukan survey untuk menemukan distribusi, struktur dan tipe spasianlnya. Inmformasi ini sangat dibutuhkan untuk tujuan pengelolaan pertanian dan kehutanan, untuk informasi pembuat keputusan dalam perencanaan, untuk studi kelayakan dalam proyek pembangunan dan beberapa pekerjaan keteknikan.
Seperti dalam aplikasi geologi, geomorfologi dan hidrologi, poeranan foto udara masih tetap dominant dalam memberikan informasi mengenai distribusi, struktur dan tipe vegetasi, tanaman pertanian dan tanah. Pentingnya tiga dimnsi yang ihasilkan dengan liputan streoskopis, perbedaan variasi warna dan tekstur citra fotografi dan resolusiyang lebih baik adalah diantara factor-faktor yang telah mengkonstribusi keberhasilan penerapan fotografi udara untuk studi biosfer.
Fotografi udara untuk studi vegetasi adalah bermanfaat khususnya karena fotografi udara memberikan data metric yang cepat berkaitan dengan tinggi dan volume yang didapat secara fotogrametri. Pemakaian film infra merah berwarna juga sangat membantu dalam mendapatkan data vegetasi kualitatif.
D. Pemetaan Penggunaan Lahan dan Penutup Lahan
Pemetaan penggunaan lahan dan penutup lahan sangat berhubungan dengan studi vegetasi, tanaman pertanian dan tanah dari biosfer. Karena data penggunaan lahan dan pentup lahan paling penting untuk planner yang harus membuat keputusan berhubungan dengan pegelolaan sumber daya lahan, maka data inibersifat ekonomi.
Lahan merupakan material dasar dari suatu lingkungan (situs), yang diartikan berkaitan dengan sejumlah karakteristik alami yakni iklim, geologi, tanah, topografi, hidrologi, dan biologi. Penggunaan lahan merupakan aktivitas manusia pada dan dalam kaitannya dengan lahan, yang biasanya tidak secara langsung tampak dari citra. Penggunaan lahan telah dikaji dari beberapa sudut pandang yang berlainan, sehingga tidak ada suatu defenisi yang benar tepat di dalam keseluruhan konteks yang berbeda. Hal ini memungkinkan, misalnya melihat penggunaan lahan dari sudut pandang kemampuan lahan dengan jalam mengevaluasi lahan dalam hubungannya dengan bermacam-macam karakteristik alami yang disebut diatas.
Penutup lahan yang menggambarkan “konstruksi vegetasi dan buatan yang menutup permukaan lahan” (Burley, 1961). Konstruksi tersebut seluruhnya tampak secara langsung dari citra penginderaan jauh. Tiga kelas data secara umum yang tercakup dalam penutup lahan :
1). Struktur fisik yang dibagun oleh manusia
2). Fenomena biotic seperti vegetasi alami
3). Tipe penggunaan
Jadi berdasar pada pengamatan penggunaan lahan, diharapkan untuk dapat mendunga kegiatan manusia dan penggunaan lahan . satu factor penting untuk menentukan kesuksesan pemetaan penggunaan lahan terletak pada pemilihan skema klasifikasi yang baik harus sederhana dalam penggunaan dan tidak ambisius didalam menjelaskan setiap kategori penggunaan lahan dan penutup lahan. Klasifikasi harus dapat memberikan derajat kedetailan yang diberikan.
Skema klasifikasi kemudian dirancang dengan tujuan aplikasi khusus. Area minimum yang diinterpretasi harus dijelaskan. Area ini menjadi area terkecil yang dapat diinterpretasi dengan pasti. Interpretasi manual kategori penggunaan lahan dan pentup lahan dilaksanakan berdasarkan skema klasifikasi tersebut . Interpretasi membutuhkan pemakaian karakteristik citra berikut : ukuran, bentuk, banyangan, tekstur, rona, pola, situs, dan asosiasi. Tekstur, rona dan pola khusus berguna untuk interpretasi penutup lahan, sementara asosiasi membantu menunjukkan kegiatan manusia (penggunaan lahan).

EVALUSASI KELAYAKAN LAHAN UNTUK TANAMAN RUMPUT LAUT PADA TAMBAK

Oleh ; Darmawangsa,S.Si
(penelitian skripsi strata 1 geografi fisik UNM)


A. Rumput Laut
Rumput laut (Sea weeds) yang dalam ilmu pengetahuan dikenal sebagai Alga sangat populer dalam dunia perdagangan. Pertama kali dikenal oleh bangsa Cina kira-kira tahun 2700 SM. Pada saat itu rumput laut banyak digunakan untuk sayuran dan obat-obatan. Pada tahun 65 SM, bangsa Romawi memanfaatkannya sebagai bahan baku kosmetik. Namun dengan perkembangan waktu, pengetahuan tentang rumput laut semakin berkembang, kapan pemanfaatan rumput laut di Indonesia tidak diketahui. Hanya pada waktu bangsa Portugis datang ke Indonesia sekitar tahun 1292, rumput laut telah dimanfaatkan sebagai sayuran. Baru pada masa sebelum perang dunia ke-2, tercatat bahwa Indonesia telah mengekspor rumput laut ke Amerika Serikat, Denmark, dan Inggris. (Anonim,2005)
Rumput laut terdiri dari 4 kelas yaitu Rhado phyyceae (ganggan merah), Phaeophyceae (ganggan coklat), Chlorophyceae (ganggang biru) yang banyak dimanfaatkan dari jenis ganggang merah. Sementara yang telah dikeringkan dapat diambil ekstraknya berupa algirat atau carrageenan. Ekstraksi ini dalam industri makanan sering digunakan sebagai pengental, pengatur keseimbangan, penggemulai dan pembentukan lapisan tipis yang tahan terhadap minyak. Pada industri makanan rumput laut dapat digunakan dalam pembuatan es krim, saos, permen, roti, kue, susu, es, mentega, serbet, pengalengan daging, selai, sirup dan puding. Untuk industri farmasi dapat digunakan sebagai salep, tablet, kapsul, plester dan filter. Sedang pada kosmetik untuk krim, sampo, lotion, dan cat rambut. Kegunaan lain pada industri tekstil, keramik, kertas, pengawet kayu, insektisida, pestisida dan fotografi.(Anggadireja,2006)
Jenis rumput laut yang mempunya nilai ekonomis penting yaitu Eucheoma, Gracilaria, Eilidium, Gelidella, Hypre, Turbinaria, Iriclaea dan Sargassum, Namun di Indonesia rumput laut yang sering dibudidayakan baik di laut maupun di tambak jenis Euchema, Cracilaria, Crilidium dan Hyprea. BPPT (Balai Pengembangan dan Pengkajian Teknologi) sudah mulai mengembangkan usaha budi daya rumput laut di tambak, tidak hanya untuk jenis Euchema tetapi juga jenis Gracilaria sp. Tentunya pengembangan inovasi ini akan menjadi potensi pengembangan budi daya rumput laut akan semakin berkembang. Karena sekarang banyak lahan tambak yang dibiarkan kosong, sehingga diharapkan rumput laut juga dapat dikembangkan di tambak secara nasional.
Rumput laut memerlukan sinar matahari untuk dapat melangsungkan fotosintesis. Banyaknya sinar matahari yang masuk dalam air berhubungan erat dengan kecerahan air. Pengukuran kedalaman secara umum rumput laut yang baik adalah waktu air surut. Pada waktu surut, kedalaman rumput laut berada 30 50 cm dari permukaan air. Selain itu pertumbuhan rumput laut juga dipengaruhi oleh salinitas dan temperatur. Jika ditinjau dari salinitasnya maka rumput laut dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu, rumput laut yang sterohalin, hidup dan tumbuh pada perairan dengan kisaran salinitas yang sempit, serta rumput laut yang euryhalin, hidup dan tumbuh pada perairan dengan kisaran salinitas yang lebar. Sementara temperatur yang baik untuk pertumbuhan rumput laut antara 20 – 30 0C. Sementara untuk budi daya rumput laut di tambak ada beberapa faktor yang harus diperhatikan antara lain dasar tambak lumpur berpasir. Kalau dasar tambak yang berlumpur akan sering menyebabkan tanaman terbenam dan mati. Keadaan perairan pada waktu surut masih digenangi air setinggi 30 – 50 cm, pH air berkisar 7,3 – 8,7 suhu yang baik 20 – 80 0C kisaran salinitas agak longgar berkisar pada 15 – 37 ppm, oksigen terlarut 3 – 8 ppm.(Anonim,2005)
B. Parameter Fisika dan Kimia Perairan
Rumput laut hanya dapat tumbuh pada daerah-daerah tertentu saja. Hal ini dikarenakan tidak semua perairan yang ada pada suatu daerah memiliki karakteristik yang sama, oleh karenanya salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam pengamatan budi daya rumput laut adalah parameter fisika kimia perairan. Parameter tersebut adalah:
1. Parameter fisika
a) Suhu
Suhu di laut adalah salah satu faktor yang amat penting bagi kehidupan organisme di lautan, karena suhu mempengaruhi baik aktivitas metabolisme maupun perkembangan biakkan dan organisme-organisme tersebut (Hutabarat dan Evans, 1984) suhu merupakan parameter laut yang sering diukur, karena kegunaannya dalam mempelajari proses-proses fisika kimia dan biologi laut.
Suhu laut berubah-ubah terhadap ruang, dan waktu, suhu perairan tropis pada umumnya lebih tinggi dari suhu perairan subtropis atau perairan kutub, demikian pula suhu pada musim panas lebih tinggi dari pada musim dingin, terutama perairan subtropis. Suhu pada permukaan air laut selalu berubah-ubah di seluruh dunia. Temperatur di bawah permukaan berubah-ubah berdasarkan tingkat keadaan, sirkulasi udara, aliran angin. Lokasi geografis dan jarak dari sumber panas bumi seperti gunung api. Secara umum temperatur air laut mulai dari suhu di bawah – 50C hingga lebih 330C (Rosmini, 2006).
Perbedaan suhu pada sebuah perairan akan berpengaruh terhadap kerapatan air laut. Air laut yang hangat kerapatannya lebih rendah daripada air laut yang dingin pada salinitas yang sama. Tetapi variasi suhu yang ditemukan di seluruh samudera lebih besar dari pada variasi salinitas oleh karena itu, suhu lebih penting dalam mempengaruhi kerapatan. Suhu perairan dipengaruhi oleh kondisi meteorologi seperti curah hujan, penguapan, kelembaban udara, suhu udara, kecepatan angin, dan intensitas radiasi matahari, oleh sebab itu suhu di permukaan biasanya mengikuti pola musim (Nontji, 1987).
Suhu perairan dapat mempengaruhi kehidupan hewan dan tumbuhan yang ada di perairan tersebut. Menurut Mansur (1982), Djamal (1985), dan Azis (1992), suhu yang menunjang kehidupan beberapa jenis rumput laut diperairan tropis umumnya seperti di wilayah laut Indonesia adalah berkisar antara 20 – 300C. Sehingga berdasarkan kisaran suhu tersebut, maka ada beberapa jenis lokasi kurang baik untuk membudidayakan rumput laut.
b) Kecerahan
Radiasi matahari juga penting dalam melengkapi cahaya yang dibutuhkan oleh tanaman hijau-hijauan untuk dipakai dalam proses fotosintesa. Tumbuhan-tumbuhan ini tak dapat hidup terus tanpa adanya cahaya matahari yang cukup. Akibatnya penyebaran mereka di lautan di batasi pada daerah kedalaman di mana cahaya matahari masih dapat dijumpai.
Tingkat kecerahan didefinisikan sebagai angka yang menunjukkan jarak penetralisasi cahaya matahari ke dalam kolam air laut, yang masih bisa dilihat oleh mata kita jika kita berada di atas permukaan air laut. Kecerahan juga digerakkan sebagai parameter dalam mengetahui kondisi atau kualitas suatu perairan, jika tingkat kecerahannya tinggi maka dikatakan bahwa perairan tersebut tidak banyak mengandung bahan-bahan organik ataupun anorganik.
Selain dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari, kecerahan juga dipengaruhi oleh:
a. Faktor kelarutan bahan-bahan organik, misalnya terjadi blooming alga sehingga permukaan menjadi keruh dan kotor.
b. Faktor suspensi yaitu bahan-bahan yang melayang di dalam air baik berupa debu ataupun partikel-partikel sedimen.
Kecerahan sangat menunjang bagi kehidupan rumput laut, karena dengan sinar matahari yang penuh menembus perairan maka proses fotosintesis rumput laut dapat berjalan lancar cahaya matahari dapat menembus lautan hingga kedalaman kira-kira sekitar 100 hingga 200 m. Daerah yang terdapat di antara lapisan permukaan hingga jarak 80 km hingga 200 m biasa disebut daerah euphotick, yaitu daerah dengan tingkat kecerahan yang masih bagus, sedangkan di bawah 200 m merupakan wilayah apotic, yaitu wilayah gelapan abadi (Rosmini, 2006).
Sementara menurut Sulitijo dan Atmajaya (1996), kecerahan untuk budi daya rumput laut yang baik adalah 0,6 m – 5 m atau lebih. Kedalaman suatu areal budi daya rumput laut tidaklah terlalu penting, asalkan deretan cahaya mampu menembus sampai dasar perairan.
c) Kekeruhan
Menurut Wardoyo (1974) dalam Lantang (1999), bahwa yang dimaksud dengan kekeruhan adalah ukuran biasan cahaya dalam air yang disebabkan oleh adanya partikel koloid dan suspensi dari suatu polutan, antara lain anorganik limbah, buangan industri, sampah dan sebagainya yang terkandung dalam perairan.
Secara umum penyebab utama dari kekeruhan adalah adanya partikel-partikel kecil dan koloid berukuran 10 m – 10 m, seperti kwats, tanah liat, sisa tanaman dan sebagainya. Pada daerah estuaria merupakan daerah penampung suspensi yang cukup banyak, hal ini menyebabkan setidak-tidaknya pada waktu tertentu dalam setahun air menjadi sangat keruh. Kekeruhan tertinggi terjadi pada saat aliran sungai maksimum.
Pengaruh ekologi utama dari kekeruhan adalah penurunan penetrasi cahaya secara mencolok, selanjutnya, akan menurunkan fotosintesis Pitoplankton dan tumbuhan bentuk yang mengakibatkan turunnya produktivitasnya.
Menurut Asrianto dan Liviawaty, 1989, kekeruhan yang cocok untuk budi daya rumput laut adalah 0 gr/ltr, hal ini sangat baik bagi tanaman untuk menunjang fotosintesis dan menyerap nutrien tanpa ada sedimen-sedimen yang ikut di dalamnya karena dapat berpengaruh buruk bagi pertumbuhan dan mutu tanaman, sementara menurut Boyd (1979), bahwa kondisi kekeruhan yang optimal bagi rumput laut adalah kurang dari 40 NTU
2. Parameter kimia
a) Salinitas
Salinitas merupakan salah satu faktor lingkungan yang sangat berpengaruh pada biografi rumput laut. Salinitas adalah sejumlah garam yang terdapat di lautan dan secara umum diartikan sebagai jumlah tiap gram larutan garam dalam air laut. Atau biasa juga disebut jumlah total dalam gram bahan-bahan terlarut dalam 1 kg air laut jika semua karbonat di ubah menjadi oksida, dan semua bromida dan iodida di ubah menjadi clorida dan semua bahan-bahan organik di ubah menjadi oksida (Anonim, 2006).
Menurut Nontji (1997), bahwa sebaran salinitas di pengaruhi oleh berbagai faktor seperti pola sirkulasi air, penguapan, curah hujan dan aliran sungai. Parameter ini perlu diamati karena mempengaruhi keseimbangan osmoregulasi tubuh kultivian yang berkaitan dengan proses energetik yang selanjutnya mempengaruhi pertumbuhan. Konsentrasi rata-rata garam terlarut di lautan (s) adalah 3,5 % terhadap berat atau dengan bagian perseribu menjadi 35 %. Dalam air permukaan lautan, kisaran salinitas adalah 33 – 37 %, tetapi bila paparan laut dan kondisi lokal kisaran melebar menjadi 28 – 40 % atau lebih. Air payau memiliki salinitas kurang dari 25 % sementara hiperjalin lebih dari 40 % pada daerah sub tropik, habitat rumput laut pada tekanan osmotik yang konstan memiliki kadar salinitas sekitar 30 ppm – 35 ppm (Luning, 1990).
b) pH
Nilai pH menyatakan nilai konsentrasi ion hidrogen dalam suatu larutan, di definisikan sebagai logaritma dari resiprokal aktivitas ion hidrogen dan secara matematis dinyatakan sebagai pH : 10 g /1H+. H+ adalah banyaknya ion hidrogen dalam mol/per liter larutan. Air memiliki derajat keasaman (pH) 7, air bersih memiliki pH berkisar 6,5 sampai 9,0. air minum memiliki pH 7,06 dan pH air laut berkisar 9,0 – 10. zat-zat pencernaan yang bersifat asam menyebabkan pH air kecil dari pada 6,5 air hujan yang tercemar gas SO3 dan gas NO2 memiliki pH lebih kecil atau sama dengan S. Zat yang bersifat alkalis seperti soda api ((Na)H) menyebabkan pH air lebih besar dari pada 9,0 (Bambang Triadmojo, 1999). Setiap organisme yang hidup di dalam air mempunyai toleransi tertentu terhadap derajat keasamaan (pH) untuk tanaman jenis Gracilaria hidup pada kisaran pH 6,8 sampai 8,2.
C. Evaluasi Kelayakan Lahan Tambak Untuk Budi Daya Gracilaria sp
Evaluasi kelayakan lahan menitikberatkan pada tingkat kecocokan sebidang lahan untuk satu penggunaan tertentu. Klasifikasi kesesuaian lahan merupakan proses penilaian dan pengelompokan lahan dalam arti kesesuaian relatif lahan atau kesesuaian absolut lahan bagi suatu penggunaan tertentu. Kesesuaian lahan juga merupakan upaya pengelompokan lahan dengan sistematis ke dalam satuan-satuan tertentu menurut sifat-sifat yang merupakan potensi dan penghambat dalam penggunaan secara berkelanjutan. (Sulaiman,2005)
Untuk menentukan kelayakan lahan rumput laut, digunakan kriteria berbagai acuan dalam penentuan potensi lahan yang akan digunakan.
Kriteria acuan tersebut meliputi:
Lokasi tambak yang baik yaitu tambak yang masih dipengaruhi oleh pasang surut air laut dengan maksud untuk memudahkan pergantian air di dalam tambak. Saluran keluar masuk air laut cukup lancar dan tergantung kepada kondisi geografinya, pada umumnya berjarak antara 300 – 1000 m dari pantai.
Dasar berupa pasir bercampur sedikit lumpur
Tambak yang ideal mempunyai saluran pemasukan dan pengeluaran air yang berbeda.
Pergantian air tambak mudah dilakukan
Salinitas air tambak berkisar 15 – 30 ppm
Suhu berkisar 20 oC – 28oC
pH air berkisar 6 – 9
kedalaman air tambak dapat diatur minimal 0,5 – 1 m.
Kondisi air tidak terlalu keruh sehingga cahaya matahari dapat cukup menembus kedalaman dasar air.
Dekat dengan sumber air tawar
Akses menuju lokasi mudah
Setelah diadakan penelitian dengan menggunakan data acuan di atas, maka suatu lahan tambak untuk budi daya Gracilaria sp dapat diklasifikasikan menjadi sesuai dan tidak sesuai, dengan cara seperti berikut ini
Tabel 1. Kriteria kelayakan lahan budidaya rumput laut gracilaria sp
No Kriteria Tingkat Kelayakan Lahan
Sesuai (S1) Cukup Sesuai (S2) Tidak Sesuai (S3)
1. Suhu (0C) 28-30 26-27 atau 30-33 <26 atau > 33
2. Kekeruhan (NTU) <10 10-40 >40
3. Kecerahan (m) >0,60 0,30-0,59 <0,30
4. Salinitas (0/00) 28-32 15-27 atau 33-38 <15 atau >38
5. pH 7,3-8,2 8,3-9 <7 atau >9
Sumber : Utoyo at all, 2000
Untuk menentukan kelayakan lahan suatu perairan untuk budidaya, dilakukan pembobotan untuk setiap parameter yang terukur. Nilai skor diperoleh merupakan hasil kelayakan lokasi tersebut. Sistem penilaian untuk budidaya rumput laut seperti pada tabel berikut ;
Tabel 2. system penilaian kelayakan untuk lokasi budidaya rumput laut.
No Parameter Batasan nilai Bobot Nilai skor

1.
Suhu (0C)
Sesuai (S1) = 3
Cukup sesuai (S2) = 2
Tidak sesuai (N) = 1 0,1
0,3
0,2
0,1
2.
Kekeruhan (NTU)
Sesuai (S1) = 3
Cukup sesuai (S2) = 2
Tidak sesuai (N) = 1 0,1
0,3
0,2
0,1
3.
Kecerahan (m)
Sesuai (S1) = 3
Cukup sesuai (S2) = 2
Tidak sesuai (N) = 1 0,1
0,3
0,2
0,1
4.
Salinitas (0/00)
Sesuai (S1) = 3
Cukup sesuai (S2) = 2
Tidak sesuai (N) = 1 0,09
0,27
0,18
0,09
5.
pH
Sesuai (S1) = 3
Cukup sesuai (S2) = 2
Tidak sesuai (N) = 1 0,1
0,3
0,2
0,1
Sumber : Utoyo at all, 2000
Nilai skor diperoleh menggunakan persamaan utoyo at all 2000 sebagai berikut ;
Nilai skor = Batas nilai X Bobot
Untuk menentukan apakah lokasi tersebut sesuai, cukup sesuai atau tidak sesuai untuk areal budidaya rumput laut jenis gracilaria sp dilakukan penilaian berdasarkan nilai skor yang diperoleh sebagai berikut :
Tabel 3. Sistem penilaian hasil evaluasi
No Kisaran nilai (skor 0/0) Penilaian hasil evaluasi
1. 85 - 100 Sesuai (S1), areal tidak mempunyai pembatas yang berarti.
2. 60 – 84 Cukup sesuai (S2), areal mempunyai pembatas yang cukup berarti.
3. <60 Tidak sesuai (N), areal mempunyai pembatas yang berat.

Penilain hasil evaluasi diperoleh melalui cara yang dikemukakan oleh utoyo,at all 2000, sebagai berikut :
Nilai skor hasil evaluasi =

LAUT DAN PESISIR

Oleh : Darmawangsa,S.Si


Indonesia Merupakan Negara maritim dimana dua pertiga luas wilayah Indonesia berupa lautan atau kurang lebih 3.149.713 km 2 yang meliputi laut Jawa, selat malaka, selat sunda, laut cina selatan, selata karimata, perairan samudra Indonesia, laut sulu, laut arafuru, dan perairan biak.
Pesisir adalah daerah-daerah disekitar pantai yang berada dianara garis pasang naik dan garis pasang surut. Biasanya daerah ini merupakan areal pertambangan atau areal pertanian pasang surut yang dikelola oleh masyarakat nelayan
A. zone pesisir dan laut
zone psisir adalah bagian dari laut yang berada diantara garis pasang naik dan pasang surut, yang luasnya ditenutkan oleh landai atau tidaknya pantai. Untuk pantai-pantai yang curam lebarnya puluhan meter, tetapi untuk pantai yang landai kawasan pesisir bisa mencapai lebar lebih dari 2 km.
berdasarkan letak dan kedalamannya kawasan pesisir dan lautan dapat dibedakan menjadi lima wilayah atau zone sebagai berikut :
1. zone litoral (antara pasang naik pasang surut)
2. zone neuritis (0-200m)
3. zone bathial (>200-1000)
4. zone abisal (>1000-6000)
5. troug (laut dalam >6000)
B. morfologi laut dan gerak air laut
1. morfologi laut
morfologi laut adalah keadaan naik turunnya permukaan laut. Sebagaimana relief daratan, permukaan laut juga tidak rata, melainkan berbentuk lembah, ambang laut, gunung laut, troug, dan palung laut
2. gerak air laut
perpindahan air laut dari tempat yang lebih besar kepadatannnya kebagian yang lebih kecil kepadatannya disebut arus laut. Aliran air ini sifatnya tetap dan teratur. Arus laut dapat dibedakan menurut letak, suhu, dan cara terjadinya.
a. macam-macam arus laut menurut letaknya, ayitu :
1. arus bawah
2. arus atas
b. macam-macam arus laut menurut suhunya, yaitu :
1. arus panas
2. arus dingin

c. macam-macam arus laut menurut cara terjadninya :
1. arus laut karena pengaruh tiupan angina.
2. arus laut karena perbedaan kadar garam/berat jenis
3. arus aluit karena perbedaan tinggi rendah permukaan air laut yang disebabkan oleh pasang surut.
4. arus laut karena pengaruh daratan/benua.
3. arus laut pada perairan dunia
permukaan bumi dua pertiga wilayahnya terdiri dari perairan dalam bentuk samudra, laut, selat dan teluk.
3.1. Arus di samudra paisifik
Samudra pasifik neruipakan samudra yang terluas didunia. Samudra ini dibedakam menjadi dua kelompok. Yaitu :
a. disebelah utara khtulistiwa
• arus khatulistiwa utara
• arus kuroshiwo
• arus kalifornia
• arus oyashiwo
b. disebelah selatan khatulistiwa
• arus khatilistiwa selatan
• arus peru
• arus Australia timur
• arus angina barat
c. arus panas di sepanjang garis kathulisitiwa
• arus Greenland timur
• arus labtor
• arus canari
d. disebelahj selatan khatulistiwa
• arus khatulistiwa
• arus brasilia
• arus bengeuela
• arus angina barat
3.2. Arus di samudra Hindia
a. arus disbelah utara khatulistiwa
• arus laut muson barat daya
• arus laut muson timur laut
b. disebelah selatan khatulistiwa
• arus khatulistiwa selatan
• arus maskarena dan arus agulhas
• arus angina barat
C. kualitas air laut, suhu, kecerahan, dan salinitas
1. kualitas air laut
untuk mengetahui kualitas air laut dapat dilihat dengan angka persentase unsur-unsur kimia dan radioaktif yang terkandung didalmnya.
2. suhu dan tekanan air laut
suhu rata-rata air laut pada bagian permukaan didaerah tropis kuran lebih 280 C. suhu didaerah kutub – 130 C. suhu dasar lautan/laut kuran lebih 00 C. arus laut dari permukaan akan bergerak turun menuju dasar laut mendesak arus dari bawah/dasar menuju kepermukaan. Air dari permukaan yang sduhunya lebih tinggi akan mempengaruhi suhu air ayng ada dibagian dasar yang lenih rendah.
3. kecerhan dan salinitas
air laut memiliki warna bermacam-macam, misalnya warna biru karena pantulan refleksi warna biru langit, warna hijau karena refleksi endapan Lumpur didekat pantai yang berwarna hijau serta pantulan tumbuh-tumbuhan didasar laut, warna merah karena banyak terdapat mahluk-mahluk kecil yang mengeluarkan cairan merah, warna kuning karena endapan Lumpur mengandung oksida besi., warna biru karena dasar laut terdapat Lumpur biru kehitam-hitaman dan warna putih karena air laut dibagian permukaan terdiri dari es.
Salinitas air laut adalah banyak sedikitnya kadar garam yang ada pada laut tersebut. Ada banyak factor yang menyebabkan tinggi rendahnya salinitas air laut, yaitu : curah hujan, banyak sedikitnya air tawar yang masuk melalui sungai, penguapan.
4. perairan wilayah dan zona ekonomi eksklusif (ZEE)

TATA SURYA

Oleh : Darmawangsa,S.Si
(dari berbagai sumber)


A. Jagat Raya
Jagad raya atau disebut juga alam semesta adalah ruang dunia beserta segala isinya yang sangat luas. Para ahli astronomi, menyebut alam semesta dengan kosmo. Alam semesta tidak dapat diukur dan batasannya tidak dapat diketahui Karena alam begitu besarnya dan juga karena keterbatasan kemampuan manusia, baik secara fisik maupun secara sains dan teknologi. Namun demikian melalui penelitian yang terus menerus, sebagian rahasia jagat raya mulai dapat diketahui, misalnya tentang, letak, gerakan dan bentuk benda langit yang dekat dengan bumi. Hingga saat ini manusia belum mampu menunjukkan bukti dari proses terbentuknya alam semesta, tetapi hanya sebatas teori saja. Teori itu adalah :
1. Teori Big Bang (dentuman/ledakan besar)
Teori ini di kemukakan oleh George Gamov, seorang ahli fisika Rusia, menurutnya kejadian alam semesta dan tata surya diawali dari suatu dentuman dasyat (“Big Bang”). Setelah bahan alam semesta meledak, menye barlah serpihan debu dan awan hidrogen. Hasil ledakan yang merupakan awan dan debu tadi membentuk bintang-bintang, salah satunya adalah Matahari. Adapun gaya gravitasi antar molekul menyebabkan gerakan memutar, bagian yang ada di pusat menjadi bintang (matahari), sedangkan gumpalan gumpalan menjadi planet-planet.
2. Teori Steady Sate Theory (Keadaan Tetap)
Beberapa ahli mengemukakan teori ini antara lain Fred Hoyle, Herman Bondi, dan Thomas Gold. Pada teori ini diungkapkan bahwa alam semesta tidak berawal dan tidak berakhir, tetapi dalam keadaan tetap. Mereka juga beranggapan bahwa alam semesta selalu dalam keadaan yang tetap karena secara terus-menerus diimbangi dengan terciptanya materi baru. Materi baru tersebut kemudian memadat menjadi galaksi, selanjutnya mengisi ruang-ruang yang kosong untuk mengganti materi yang berpindah akibat adanya pemuaian.
B. Angapan-Anggapan Manusia Tentang Jagad Raya
Sepanjang sejarah hidupnya, manusia telah mengalami perubahan dan perkembangan pengetahuan tentang alam semesta ini. Perkembangan dari awal hingga akhir dari anggapan-anggapan tersebut adalah :
a. Anggapan Antroposentris : anggapan yang menyatakan manusia sebagai pusat segalanya di alam semesta
b. Anggapan Geosentris : anggapan yang menyakini semua benda langit mengelilingi bumi dan bumi merupakan pusat kekuatan alam semesta
c. Anggapan Heliosentris : anggapan yang menyatakan bahwa pusat jagat raya adalah Matahari, jadi bumi dan benda langit lain mengelilingi matahari.
d. Anggapan Galaktosentris : Pusat alam semesta adalah Galaksi
C. Galaksi
Galaksi adalah suatu sistem kumpulan bintang-bintang, gas, dan debu yang amat luas dan anggotanya saling mempengaruhi secara grafitasional. Matahari kita adalah sebuah bintang yang merupakan bagian dari galaksi yang dikenal sebagai galaksi Bimasakti
Bintang-bintang berada didalam galaksi memiliki bentuk yang beraneka ragam, ada yang berukuran kecil, ada yang berukuran raksasa. Ada yang memancarkan cahaya terang benderang, cahaya yang redup bahkan ada pula yang sudah mulai hancur. Berdasarkan bentuknya galaksi dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1. Spiral : memiliki lengkung-lengkung spiral yang keluar dari sebuah inti yang terang seperti pusaran api raksasa, 80% populasi galaksi memiliki bentuk ini, contoh galaksi Bimasakti dan Andromeda
2. Elips : memiliki bentuk hampir menyerupai bola kaki sampai bentuk yang sangat lonjong seperti bola rugby, jumlahnya 17 % dari populasi galaksi, contoh : galaksi M87
3. Tak beraturan : bentuknya berupa onggokan bintang bintang dengan batas yang kurang jelas, jumlah 3 % dari populasi galaksi, contoh: galaksi Magellan
Diantara berjuta galaksi yang ada di jagad raya ini, yang menjadi pusat perhatian kita adalah galaksi Bimasakti, karena di dalam galaksi ini terdapat tata surya kita berada. Galaksi Bimasakti merupakan tatanan bintang yang berbentuk piringan pipih dan beranggotakan kurang lebih 100 milyar bintang. Namun, Matahari sebagai pusat tata surya kita tidak terletak di pusat galaksi. Matahari berjarak 30.000 tahun cahaya dari pusat galaksi Bimasakti. Matahari dan bintang-bintang di sekitarnya mengelilingi pusat galaksi dengan kecepatan 262 km/jam dan memerlukan waktu 225 juta tahun cahaya untuk sekali putaran
Galaksi yang dekat dengan galaksi Bimasakti adalah Andromeda. Galaksi ini berjarak 2,2 juta tahun cahaya dari bumi. Galaksi Andromeda terdiri atas kurang lebih 100 milyar bintang dengan diameter kurang lebih 200.000 tahun cahaya, sedang massanya kurang lebih 300 milyar massa matahari.
( ket : satu satuan tahun cahaya ialah jarak yang ditempuh cahaya selama satu tahun. Cahaya merambat dengan kecepan 300.000 km/detik. Berarti satu tahun cahaya sama dengan 365 x 12 x 30 x 24 x 60 x 60 x 300.000 km sama dengan 3.406.000.000.000.000 km atau 3.406 x 1015 km. )

D. Bintang
Bintang merupakan benda langit yang mempunyai cahaya sendiri akibat reaksi didalamnya. Cahaya bintang terdiri atas gas berpijar yang jika diamati secara seksama mengeluarkan cahaya dengan warna yang berbeda.
1. Spektrum Cahaya. Berdasarkan spektrumnya bintang dibagi ke dalam 7 kelas utama yang dinyatakan dengan huruf O, B, A, F, G, K, M yang juga menunjukkan urutan suhu, warna dan komposisi-kimianya. Klasifikasi ini dikembangkan oleh Obsevatorium Universitas Haevard dan Annie Jump Cannon pada tahun 1920pan dan dikenal sebagai sistem klasifikasi Harvard.
Kelas Warna Suhu Permukaan °C Contoh
O Biru > 25,000 Spica

B Putih-Biru 11.000 - 25.000 Rigel

A Putih 7.500 - 11.000 Sirius

F Putih-Kuning 6.000 - 7.500 Procyon A

G Kuning 5.000 - 6.000 Matahari

K Jingga 3.500 - 5.000 Arcturus

M Merah <3,500 Betelgeuse


2. Rasi Bintang. Istilah “konstelasi” (constellation) yang artinya rasi bintang pertama kali diperkenalkan oleh Homer dan Isiad, dua pujangga Yunani Kuno yang hidup pada abad ke-9 SM, sementara Aratus, penyair dari Soli (315-245 SM) menulis sajak tentang 44 rasi bintang dalam Phaenomena. Astronom dan ahli Matematika Aleksandria, Ptolomeus, mencantumkan 48 nama rasi bintang dalam karyanya, Almagest, dimana 47 rasi diantaranya masih dikenal hingga sekarang dengan nama yang sama.Rasi-rasi yang dipetakan di jaman itu adalah rasi di belahan Bumi utara. Rasi di belahan Selatan saat itu masih belum dikenal oleh orang asing. Pada abad ke-16, rasi bintang di belahan Bumi selatan pertama kali dipetakan oleh para penjelajah Eropa pertama disana. Seorang ahli navigasi berkebangsaan Belanda, Pieter Dirckz Keyser, memetakan rasi-rasi baru setelah ia mengikuti ekspedisi ke Hindia Selatan (sekarang Indonesia) pada 1595. Rasi belahan Selatan lainnya ditambahkan secara terpisah oleh ahli astronomi Jerman, Johann Bayer --yang pertama kali menyusun peta bintang yang lengkap di dunia Barat, Uranometria--; dan oleh astronom Prancis, Nicolas Louis Lacaille. Masih ada sejumlah rasi baru lagi yang diusulkan, tapi para astronom akhirnya sepakat pada bilangan 88 rasi bintang. Namun demikian, batas-batas antar rasi masih menjadi bahan perdebatan hingga tahun 1930, ketika batasan yang definitif ditetapkan oleh International Astronomical Union (IAU).
E. Tata Surya
Tata surya dipercaya terbentuk semenjak 4,6 milyar tahun yang lalu dan merupakan hasil penggumpalan gas dan debu di angkasa yang membentuk matahari dan kemudian planet-planet yang mengelilinginya Ada beberapa teori terbentuknya tata surya, secara umum terdapat dua golongan teori yang mengemukakan pendapat tentang terbentuknya tata surya.

• Golongan pertama berpendapat bahwa tata surya berasal dari kabut asap (nebula), yang dikemukakan oleh Immanuel Kant dan Piere Simon de Laplace, menurut teori ini : “Matahari dan planet-planet lainnya masih berbentuk gas, kabut yang begitu pekat dan besar, kemudian Kabut tersebut berputar dan berpilin dengan kuat, dimana pemadatan terjadi di pusat lingkaran yang kemudian membentuk matahari. Pada saat yang bersamaan materi lainpun terbentuk menjadi massa yang lebih kecil dari matahari yang disebut sebagai planet, bergerak mengelilingi matahari. Materi-materi tersebut tumbuh makin besar dan terus melakukan gerakan secara teratur mengelilingi matahari dalam satu orbit yang tetap dan membentuk Susunan Keluarga Matahari.
• teori planetisimal oleh Chamberlin dan Moulton, mereka berpendapat bahwa tata surya berasal dari materi Matahari. Menurut teori ini “bahwa daalam kabut terdapat material padat yang berhamburan yang dinamakan Planettesimal. Benda padat inilah yang kemudian saling tarik-menarik di antara sessamanya, karena gaya tarik tarik masing-masing lama kelamaan terbntuklah gumpalan yang besr dinamakan planet.” Teori yang mendukung golongan kedua ini adalah teori pasang surut oleh Buffon dan teori awan debu oleh Carl von Weizsaecker.
F. Matahari
Matahari terbentuk dari penggabungan awan gas yang terdapat di ruang angkasa. Awan gas saling menarik membentuk bola gas dengan adanya gravitasi. Pada saat inilah terjadi reaksi di pusat bola gas, yaitu reaksi fusi (penggabungan) empat inti atom hidrogen menjadi helium dan energi. Dalam proses penggabungan ini terjadi pelepasan energi potensial gravitasi dan diubah menjadi energi termal (panas). Jadi selama hidrogen masih ada bintang tetap akan bersinar. Diameter matahari ±1,4 juta km dan massanya 1,99 x 1020 kg atau 333.000x massa bumi. Gravitasi matahari itu sebesar 28 kali lebih kuat dari pada gravitasi bumi. Karena gaya gravitasi yang besar inilah matahari mampu menyatukan planet-planet, asteroid, komet, dan materi-materi antar planet menjadi satu kesatun sehingga matahari menjadi pusat tata surya. Suhu dipusat matahari mencapai 14.000.0000C dan diperukaan ±6.0000C

 Bagian-bagian matahari :
a. Bagian dalam matahari
Bagian dalam terdiri dari 3 bagian utama yaitu inti, zone radiatif, dan zone konveksi. Inti matahari merupakan pusat dan berdiameter ±500.000 km dengan suhu 14juta0C. Aliran energi yang dihasilkan oleh inti matahari tersebut mengalir dengan dua cara yaitu secara radiasi atau pancaran melalui zone radiatif, dan secara konveksi melalui zone konveksi.
b. Bagian permukeaan matahari
Bagian permukaan matahari tampak seperti bola putih yang berpijar disebut cakram matahari atau fotosfer. Bagian ini tebalnya 320 km dan suhunya ±8.0000C. Fotosfer ini ternyata bukanlah bola cahaya yang sempurna. Di bagian ini terdapat noda-noda hitam tak beraturan yang disebut noda matahari (sunspot). Noda matahari suhunya lebih rendah dari daerah sekitarnya, yaitu ±4.0000C. Noda matahari terdiri dari 2 bagian, yaitu daerah gelap yang disebut umbra (bayang-bayang) dan daerah lebih terang disebut penumbra atau hampir bayang-bayang. Pada noda matahari terdapat kolom gas yang menjulang dan melengkung yang disebut prominance serta adanya letupan surya (flare). Selain noda matahari, dipermukaan matahari terdapat daerah cerah tak beraturan yang disebut fakula (obor kecil) dan sebuah jaringan halus yang disebut granulasi fotosfer, bentuknya seperti butir-butir padi yang cerah dan dipisahkan oleh batas-batas yang gelap.



c. Atmosfer matahari
Atmosfer matahari sebagian besar terdiri atas hidrogen. Atmosfer matahari tersusun atas dua lapisan, yaitu lapisan atas dan lapisan bawah. Di lapisan bawah terdapat kromosfer atau bola warna, dan di lapisan atas terdapat korona atau mahkota. Kromosfer dan korona dapat dilihat pada saat gerhana matahari total dengan menggunakan kronograf. Suhu kromosfer di bagian bawah kurang dari 5.0000C. Makin keatas, suhunya dapat mencapai 10.0000C bahkan sampai 100.0000C di bagian paling atas. Adapun suhu korona jauh lebih tinggi dari suhu kromosfer, yaitu mencapai 2.000.0000C. dalam aktivitasnya korona secara terus-menerus meluas ke angkasa dalam bentuk angin matahari (solarwind) dan bisa mencapai orbit bumi. Adapun aktivitas yang terjadi pada kromosfer adalah pancaran gas atau filamen gas yang disebut spikula. Selain itu, pada aktivitas kromosfer ini terjadi letusan berupa pita-pita yang sangat panas dan panjang sampai beratus-ratus km memasuki daerah korona yang disebut protuberans.
 Pergerakan Matahari :
a. Rotasi : Matahari berputar mengelilingi sumbunya lamanya 25¼ hari.
b. Bergerak diantara gugusan-gugusan bintang : selain berputar mengelilingi sumbunya matahari juga bergerak pula di antara gugusan-gugusan bintang dengan kecepatan 20 km/detik. Pergerakan itu menuju titik yang dinamai Apex. Karena disamping pergerakannya menuju apex, matahari juga diedari pula oleh bumi, maka terjadilah jalan peredaran bumi terhadap bintang-bintang, yang berbentuk spiral.
G. Planet
Saat ini kita hanya mengenal 9 planet yang mengelilingi matahari yaitu merkurius, venus, bumi, mars, yupiter, saturnus, uranus, neptunus, dan pluto.
Planet diklasifikasikan menjadi 3 yaitu :
1. Berdasarkan kedudukannya terhadap bumi
a. Inferior, adalah planet yang terletak di antar orbit matahari dan bumi, yaitu Merkurius dan Venus
b. Superior, adalah planet yang terletak di luar orbit bumi, yaitu Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus dan Pluto
2. Berdasarkan kedudukannya terhadap asteroid
a. Planet dalam (Iner planet), planet yang terletak diantara matahari dan asteroid, yaitu: Merkurius, Venus, Bumi,dan Mars
b. Planet luar (Outer planet), planet yang terletak di luar asteroid, yaitu: yupiter, saturnus, uranus, neptunus dan pluto.
3. Berdasarkan sifat dan ukurannya
a. Planet kebumian (terestrial) adalah merkurius, venus, bumi dan pluto
b. Planet jovian (planet raksasa) adalah, yupiter, saturnus, uranus, dan neptunus.
Hukum gerakan planet :
1. Hukum Kepler I; “lintasan planet berbentuk elips dengan matahari berada pada salah satu titik apinya”. Jarak terdekat planet ke matahari disebut titik perihelium, sedangkan jarak terjauh dari matahari aphelium.
2. Hukum Keler II; “garis hubung planet-matahari akan menyapu daerah yang sama luasnya dalam selang waktu yang sama”. Hukum ini didasarkan pada data pengamatan dan perhitungan garis edar mars yang berbentuk elips dan tunduk pada hukum luas.
3. Hukum Keler III; “jarak rata-rata planet ke matahari pangkat tiga di bagi periode sideris kuadrat merupakan bilangan konstan” atau “pangkat dua kala revolusi planet sebanding dengan pangkat tiga jarak planet ke matahari.
Data mengenai sembilan planet anggota tata surya
No Planet Ke matahari (106km) SA Revolusi (tahun) Diameter (km) Massa (1023kg) Massa jenis (gr/cm3) Gravitasi (m/s2) Suhu (K)
1 Merkurius 57,9 0,32 0,24 4877 3,3 5,42 3,72 440
2 Venus 109 0,72 0,62 12104 48,7 5,24 8,92 730
3 Bumi 149,6 1 1 12756 59,7 5,52 9,8 288
4 Mars 227,9 1,52 1,88 6794 6,4 3,94 3,72 218
5 Yupiter 778 5,20 11,86 142984 18988 1,33 24,79 165
6 Saturnus 1429 9,55 29,42 120536 5685 0,7 10,49 140
7 Uranus 2875 19,22 83,75 51118 866 1,5 9,02 57
8 Neptunus 4504 30,11 163,72 49528 1028 1,8 11,56 57
9 Pluto 5916 39,54 246 2302 0,2 2,13 0,29 42

H. Komet
Komet adalah bintang berekor termasuk dalam susunan matahari. Komet juga bergerak mengedari matahari seperti planet-planet lainnya. Planet-planet senantiasa beredar didekat ekleptika saja, tetapi komet tidak demikian, dia bergerak dari sembarang tempat di bola langit menuju dan mengelilingi matahari.sebuah komet dapat di bagi atas dua bagian yaitu bagian kepala dan bagian ekor. Cahaya komet adalah cahaya yang berasal dari matahari, arah ekor komet selalu menjauhi matahari. Di dalam katalog lintasan komet yang dipublikasikan oleh parker (1961) memuat 566 nama komet. Jumlah komet tersebut ditambah 12 yang ditemukan pada 1962-1964. adapun nama-nama komet disesuaikan dengan nama penemunya. Misalnya, komet yang ditemukan oleh Edmund Halley pada 240 SM diberi nama komet Halley. Komet ini merupakan komet paling terang dan paling dikenal sampai saat ini. Komet Halley akan terlihat setiap 76 tahun.
I. Asteroid
Asteroid adalah planet kecil (planetoid) yang terletak diantara orbit mars dan yupiter. Jumlah asteroid diduga lebih dari 100.000 buah dan ukurannya ada yang besar dan ada yang kecil. Asteroid yang besar berbentuk seperti bulat telur sedangkan asteroid yang kecil berbentuk tidak beraturan. Berdasarkan karakteristik mineralnya asteroid dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu kelompok C dengan permukaan berwarna sangat gelap (tersusun dari mineral karbon), dan kelompok S permukaannya berwarna kemerahan karena mengandung piroksen, olovin, silikat dan bercampur besi. Contoh macam asteroid seperti Hidalgo dengan diameter 34,9 km, mempunyai titik orbit terjauh dari matahari yaitu di sekitar orbit saturnus. Ada juga asteroid dengan nama Hermes dengan diameter 1,5 km orbitnya mendekati orbit bumi bahkan lebih dekat daripada bulan. Adapun yang mengorbit dekat matahari seperti Icarus dan Apollo.
J. Meteor
Meteoroid merupakan benda ruang angkasa yang jumlahnya banyak dengan ukuran kecil dan padat yang bertebaran tak beraturan di ruang antar planet. Meteoroid ini dapat jatuh ke bumi karena pengaruh gravitasi, namun untuk mencapai permukaan bumi meteoroid akan bergesekan dengan atmosfer bumi dengan kecepatan 60-70 km/detik. Akibatnya suhu akan naik dan terjadi pijaran, pijaran cahaya inilah yang disebut meteor. Meteoroid yang bergesekan dengan atmosfer ada yang masih tersisa dan dapat mencapai bumi. Sisa meteoroid yang sampai ke permukaan bumi disebut meteorit. Meteoroid ada 3 yaitu meteoroid batuan, meteoroid besi, dan meteoroid batuan/besi.
K. Satelit
Satelit adalah benda angkasa yang mengelilingi sebuah planet akibat gaya tarik planet tersebut. Bersama dengan planet yang dikelilinginya, satelit juga mengelilingi matahari. Satelit tidak memancarkan cahaya sendiri, tetapi memantulkan cahaya yang berasal dari matahari. Contoh satelit bisa kita lihat yakni Bulan. Bulan merupakan satelit dari bumi.
Data Jumlah satelit yang dimiliki oleh sembilan planet di tata surya.
Planet Jumlah Satelit
Merkurius -
Venus -
Bumi 1
Mars 2
Yupiter 16
Saturnus 19
Uranus 5
Neptunus 2
Pluto 1








L. Kedudukan bumi dalam tata surya
Kedudukan bumi sebagai anggota tata surya merupakan salah satu planet yang mengelilingi matahari. Bumi dalam mengelilingi matahari tersebut dinamakan berevolusi dengan waktu yang diperlukan adalah 365 hari 6 jam 9,54 detik (1 tahun). Lintasan orbit bumi terhadap matahari berbentuk elips dengan jarak rata-rata ±149.500.000 km. Namun, karena lintasan orbit berbentuk elips, jarak antara bumi dan matahari selalu berubah. Perubahan jarak itu terjadi pada saat bumi berada pada titik terdekat (perihelium) dan di titi terjauh (aphelium) dari matahari. Selisih jarak antar titik terdekat dan terjauh adalah 5.000.000 km.
Selain berputar mengelilingi matahari bumi juga melakukan rotasi atau beputar pada porosnya. Pada saat berotasi, keadaan sumbu tidak tetap, melainkan melakukan presisi untuk mengimbangi gaya gravitasi. Presisi bumi ini disebabkan karena bumi tidak bulat seperti bola melainkan pepat, sumbu bumi yang miring sebesar 66,50 serta gravitasi bulan dan matahari. Presisi dilakukan bumi terutama untuk melawan gaya gravitasi bumi dan matahari yang cenderung menjatuhkan bumi ke bidang orbit bumi.
Bumi juga diselimuti oleh campuran gas yang disebut atmosfer (udara). Atmosfer sangat penting bagi kehidupan di muka bumi sebab gas yang terdapat pada atmosfer terutama nitrogen 78% dan oksigen 21% dibutuhkan dalam kehidupan di muka bumi. Rotasi bumi dengan arah dari barat ke timur sebesar 3600 selama 23 jam 56 menit dan 4 detik (1 hari) atau setiap 150 ditempuh dalam waktu 1 jam sehingga 1 derajat bujur memiliki lama waktu 4 menit. Berdasarkan kesepakatan Internasional Greenwich ditetapkan sebagai kota yang dilalui oleh garis bujur 00 dan menjadi pangkal pembagian waktu secara Internasional.
Akibat rotasi bumi adalah terjadinya pergantian siang dan malam, menyebabkan juga gerakan semu harian benda-benda langit. Gerakan semu tersebut adalah adanya kesan seolah-olah benda-benda langit bergerak dari timur ke barat. Akibat berikutnya adalah adanya perbedaan waktu antar tempat di muka bumi.
Akibat revolusi bumi adalah terjadinya gerakan semu matahari, dimana matahari seolah-olah tepat berada di khatulistiwa pada tanggal 21 maret selanjutnya 3 bulan berikutnya bergerak ke utara hingga mencapai 23,50LU pada tanggal 21 juni. Setelah 21 juni selama 3 bulan berikutnya matahari mulai bergerak ke selatan hingga mencapai khatulistiwa lagi pada tanggal 23 september. 3 bulan berikutnya mstshsri bergerak keselatan hingga mencapai 23,50LS pada tanggal 22 desember. Setelah 22 desember selama 3 bulan matahari kembali bergerak ke arah utara menuju khatulistiwa pada tanggal 21 maret. Akibat kedua dari revolusi adalah pergantian musim. Pergantian musim ini berkaitan dengan gerak semu matahari setiap 3 bulan seperti yang telah dijelaskan di atas. Contoh pada tanggal 21 juni matahari berada dibalik utara dan posisi kutub utara bumi menghadap matahari oleh karena itu, pada posisi ini dibelahan bumi utara sedang terjadi musim panas sedangkan pada belahan bumi selatan terjadi musim dingin

BUMI DAN PERKEMBANGANNYA

Oleh : Darmawangsa,S.Si
A. Proses Terjadinya Bumi
Permulaan bumi terbentuk tidak seperti sekarang, kira kira 4,7 milyar tahun yang lalu, bumi tidak memiliki benua dan samudra, jadi bumi saat itu merupakan planet yang homogen serta memiliki suhu yang dingin. Tapi karena adanya hantaman benda benda angkasa ke bumi (proses akresi) menyebabkan suhu bumi mulai naik, ditambah lagi gaya gravitasi yang menyebabkan bumi semakin padat (proses kompresi), juga terjadi penguraian unsur unsur uranium, potasium dan thorium (proses desintegrasi), menyebabkan bumi semakin naik suhunya. Pada proses disintegrasi ini bumi tidak lagi homogen, sudah terjadi pemisahan material, pada unsur yang lebih berat seperti besi akan tenggelam ke pusat bumi dan unsur yang lebih ringan menuju ke permukaan. Pada akhirnya bumi membentuk lapisan lapisan yang berbeda, yaitu : inti bumi (padat dan cair), mantel sbagian bawah, lapisan antara, astenosfer (cair) dan lapisan kerak bumi (litosfer).
Pada dasarnya sejarah bumi dibagi ke dalam kurun waktu yang disebut era, era dibagi ke dalam periode, dan periode dibagi ke dalam epok. Terdapat era dalam sejarah bumi, yaitu era Pra-Kambrium, Palezoik, Mesozoik, dan Senozoik.













B. Karakteristik Pelapisan Bumi
Pelapisan bumi memiliki susunan mirip dengan telur, dimana kulit telur merupakan lapisan bumi yang terluar yaitu kerak bumi atau litosfer, putih telur sebagai lapisan antara atau selubung bumi sedang kuning telur sebagai inti bumi. Seperti halnya pelapisan bumi yang dikemukakan oleh Suess-Wiechert,yaitu sebagai berikut :
1. Lithosfer, terdiri dari :
• Kerak bumi dengan tebal 30 – 70 km terdiri dari batuan basa dan masam serta memiliki BJ 2,7 gram/cm3.
• Selubung bumi (sisik silikat) dengan tebal kurang lebih 1200 km, dan memiliki BJ 3,4 gram/cm3 sampai 4 gram/cm3
2. Lapisan antara (Chalkosfera), memiliki ketebalan kurang lebih 1700 km, merupakan sisik oksida-sulfida dengan BJ 6,4 gram/cm3.ldsaf’f
3. Inti besi-nekel (Barysfera) dengan ketebalan 3500 km dan memiliki BJ 9,8 gram/cm3
karakteristik dari setiap pelapisan di bumi adalah sebagai berikut:
a. Kerak bumi (litosfer):
Memiliki ketebalan sekitar 5 sampai 64 kilometer di bawah pegunungan. Lapisan litosfer terdiri dari dua lapisan, bagian atas dari litosfer adalah lapisan sial yang merupakan lapisan yang tersusun dari silisium dan almunium. Sedangkan lapisan dibawahnya disebut sima adalah lapisan yang tersusun dari silisium dan magnesium.
b. Mantel atau selubung :
Di bawah litosfer terdapat selubung yang bersifat plastis, memiliki ketebalan 2900 km. Selubung ini terbagi dua yaitu selubung bawah yang lebih padat karena tekanan yang besar, dan selubung luar yang lebih lunak.
c. Inti bumi
Inti bumi atau disebut nife, sebab memiliki kandungan berupa nikel dan besi. Inti terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan luar yang cair dan lapisan dalam yang padat. Lapisan ini memiliki jari-jari sekitar 3.470 km dan batas terluar kira kira 2900 km dari chalcosfer (selubung bumi).
C. Teori lempeng tektonik dan kaitannya dengan persebaran gunung dan gempa bumi
Pada dasawarsa singkat yang dimulai pada tahun 1960-an, para ilmuwan ahli bumi bersatu untuk mendukung sebuah teori yang meletuskan revolusi ilmiah, teori tersebut bernama tektonika lempeng. Inti dari tektonika lempeng adalah: Bumi kita yang padat ini sebenarnya terdiri dari kira-kira selusin (dua belas) lempengan yang tipis dan kaku dan membalut bumi seperti cangkang telur rebus yang pecah-pecah, namun tidak seperti halnya pada cangkang, Gerakan mendorong, menggilas dan saling tindih yang tak henti-hentinya antar lempeng , mengakibatkan lempeng ini selalu mengalami kerusakan dan membangun kembali.
Seorang ahli geologi dari Universitas Princeton yang bernama Harry Hess mengemukakan suatu hipotesa tentang penyebab terjadinya gerakan lempeng tersebut, menurutnya Lapisan cangkang rapuh itu yang dikenal sebagai litosfer dibawahnya terdapat lapisan panas yang bernama astenosfer, dibawahnya lagi terdapat lapisan yang lebih panas dan keras bernama selubung bawah. Jadi gerakan lempeng ini terjadi bersumber dari arus konveksi yang timbul karena panas dalam batuan kenyal pada lapisan astenosfer. Batuan ini meleleh (magma) ketika mendekati bumi dan memuntahkannya keluar melalui gunung berapi, celah maupun retakan.
Macam Lempeng ada dua, yaitu :
a. Lempeng benua yang lebih tebal, kira kira 40 km tebalnya
b. Lempeng samudera dengan tebal kira kira 10 km.
Pergerakan Lempeng (Plate Movement)
Berdasarkan arah pergerakannya, perbatasan antara lempeng tektonik yang satu dengan yang lainnya (plate bounderies) terbagi dalam tiga jenis, yaitu divergen, konvergen, transform. Selain itu ada jenis lain yang cukup kompleks namun jarang yaitu pertemuan simpang tiga (triple junction) dimana tiga lempeng kerak bertemu.
Jenis gerakan lempeng, yaitu :
a. Batas divergen
Terjadi pada dua lempeng yang bergerak saling memberai (break a part). Ketika sebuah lempengn tektonik pecah, lapisan litosfer menipis dan berbelah membentuk batas divergen.
Pada lempeng samudera, proses ini menyebabkan pemekaran dasar laut. Sedangkan pada lempeng benua, proses ini menyebabkan terbentuknya lembah retakan (rift valley) akibat adanya celah antara kedua lempeng yang saling menjauh.
Akibat yang ditimbulkan pergerakan ini antara lain yaitu :
1. Membentuk tanggul dasar samudera disekitar tempat pemisahan lempeng
2. Menghasilkan aktivitas vulkanisme di laut dalam, sehingga lava yang dikeluarkan cepat mengalami penurunan suhu yang berakibat lava tadi membeku dan membentuk punggung samudera.Contoh gerakan ini adalah menjauhnya benua Amerika dengan Eropa dan Afrika.
b. Batas konvergen
Terjadi apabila dua lempeng tertelan (onsumed) kearah kerakbumi, yang mengakibatkan keduanya bergerak saling menumpu satu sama lain (one beneath another). Batas zona konvergen ada tiga mayam yaitu antara benua dengan lempeng samudera (oceanic – continental), antara dua lempeng samudera (oceanic – oceanic), dan antara dua lempeng benua (continental – continental)
Wilayah diamana suatu lempeng samudera terdorong kebawah lempeng benua atau lempeng samudera lain disebut dengan zona tunjaman (subduction zones). Dizona inilah sering terjadi gempa.
Akibat yang ditimbulkan dari gerakan saling tumbuk ini adalah :
1. Terciptalah parit atau palung pada batas antar lempeng tadi Contoh :Palung Mariana dengan kedalaman 11.033 m merupakan hasil dari kedua lempeng yang saling menunjam dengan arah yang sama yaitu lempeng Pasifik dan lempeng Filipina.
2. Ketika tenggelam ke astenosfer, lempeng dasar samudera meleleh, sehingga aliran magma naik dari lempengan ini sehingga membentuk gunung berapi yang berada di zona batas lempeng, Contoh : Pegunungan Andes yang terbentuk akibat desakan lempeng samudera pasifik timur yang menujam ke bawah lempeng benua Amerika. Pergeseran dan retaknya litosfer yang runtuh inilah penyebab terjadinya gempa, Contoh: Kepulauan Jepang merupakan Negara yang paling sering terjadi gempa, karena di Negara tersebut terletak diantara kedua lempeng yang saling ber”subduksi”,yaitu lempeng Pasifik.

c. Batas Transform
Terjadi bila dua lempeng tektonik bergerak saling menggelangsar (slide each other), yaitu bergerak sejajar namun berlawanan arah. Keduanya tidak saling memberi maupun saling menumpu. Batas transform ini juga dikenal sebagai sesar ubahan bentuk (transform fault)


Gbr. Zone pertemuan antar 2 lempeng
Zone pertemuan antar dua lempeng bisa berbeda macamnya. Gambar diatas menunjukkan jenis pertemuan dua lempeng yang berbeda-beda. Ada yang saling bergeser, ada yang divergen atau saling menjauh, ada yang konvergen atau bertemu. Kalau bertemu bisa jadi terjadi tumbukan, semacam anak benua India yang menumbuk benua Asia. Laut yang tadinya ada di antara keduanya jadi terangkat dan terlipat-lipat menjadi pegunungan Himalaya. Itu kalau pertemuannya antara lempeng benua dengan lempeng benua. Kalau pertemuannya antara lempeng benua dan lempeng samudra, hasilnya berbeda.

HAKIKAT GEOGRAFI

HAKIKAT GEOGRAFI
Oleh ; Darmawangsa,S.Si

A. Konsep Geografi
Sepanjang sejarah, geografi ditandai dengan perkembangan metodologi tentang lingkup dan isi geografi. Perbedaan perkembangan lingkungan geografi dan perbedaan perkembangan ekonomi, teknologi serta konsep berpikir di berbagai lingkungan dipermukaan bumi menyebabkan tidak mudah untuk memastikan konsep geografi mutakhir yang dapat dipakai untuk memecahkan masalah pembangunan. Kita harus menelaahnya sesuai dengan tingkat perkembangan budaya lingkungan, kondisi fisikal lingkungan dan tingkat perkembagan ekonomi serta teknologi lingkungan. Meskipun demikian beberapa ciri geografi mutakhir dapat diketahui. Sebagai suatu disiplin imiah geografi dan ahli geografi tidak boleh memisahkan diri dari disiplin lainnya.
Pada zaman Homerus dan Hesodius, sebagian orang menganggap bahwa pengetahuan tentang bumi masih sangat dipengaruhi oleh mitologi. Lambat laun pengaruh mitologi itu semakin berkurang dengan berkembangnnya pengaruh ilmu alam sejak abad ke-6 sebelum masehi, sehingga corak pengetahuan tentang bumi dalam abad itu mulai mempunyai dasar ilmu alam dan ilmu pasti. Sejak itu penyelidikan tentang bumi dilakukan dengan memakai logika.
Pandangan Thales (640-548 sebelum masehi) menganggap bahwa bumi ini berbentuk keping selinder yang tergabung diatas air dengan separuh bola hampa diatasnya. Pendapat ini telah hilang seabad kemudian setelah Parmenides mengemukakan pendapatnya bahwa bumi mempunyai bentuk bulat. Kemudian Heraclides (±320 sebelum masehi) berpendapat bahwa bumi berputar pada sumbunya dari barat ke timur. Selain daripada itu diketahui juga adanya zone iklim meskipun pada waktu itu belum diketahui bahwa keadaan tersebut merupakan akibat dari letak sumbu bumi yang miring..
Istilah geografi mulai diperkenalkan oleh Eratothenes (276 – 198 SM) didalam tulisannya yang berjudul Geographica yang dalam bahasa yunani berarti penggambaran bumi, yang meliputi tanah, iklim, laut, flora, maupun manusianya. Pengetahuan tentang ilmu bumi teruas berkembang, para ahli yang pada umumnya merupakan para penjelajah benua dan samudera, menuangkan hasil dari pengalaman perjalanan mereka kedalam bentuk tulisan dan gambar, baik yang mkenyangkut aspek alamiah maupun kehidupan manusianya. Salah satu ahli yang yang mengeluarkan laporan perjalanan bumi dan negara-negara adalah Herodotus (485 – 425 SM) dan Strabo (63 SM – 24 M), laporan tersebut dikenal dengan istilah logografi. Laporan tersebut kemudian dilengkapi dengan gambar tentang bumi yang dikeluarkan ada awal abad ke-2 SM oleh Cloudius Ptolomeus. Kemudian Cloudius Ptolomeus. Menulis buku berjudul Geographike Unphegesis. Bukunya yang beredadar pada pertegahan abad ke-2 menerangkan bahwa Geografi adalah suatu penyajian dengan peta dari sebagian permukaan bumi yang menunjukkan kenampakkan umum yang terdapat padanya. Peta yang dihasilkan oleh Ptolomeus dikenal sebagai Peta Ptolomeus. Selanjutnya diterangkan bahwa geografi berbeda dengan Chorografi,oleh chorografi membicarakan wilayah atau region tertentu dan menyajikan secara mendalam. Chorografi lebih mengutamakan pada kenampakkan asli suatu wilayah dan bukan ukurannya. Sedangkan geografi lebih mengutamakan hal-hal yang kuantitatif dan bukan kualitatif. Pendapat Ptolomeus merupakan sumber bagi definisi geografi zaman moderen.
Berbeda dengan pendapat Ptolomeus, Strabo dalam bukunya yang berjudul Geographica sebanyak 17 jilid yang diterbitkan seabad sebelum masehi telah mebuat sintese antara geografi, chorografi dan topografi. Menurut Strabo dalam studi geografi kita tidak hanya mempelajari tentang bentuk dan dimensi suatu daerah, tetapi juga tentang lokasinya. Selain dari pada itu dalam bukunya sudah nampak adanya korelasi antara lingkungan alam dengan manusia.
Banyak golongan agama yang menaruh perhatian dalam bidang gografi pada permulaan abad pertengahan bagi kepentingan penyebaran agama, perdagangan dan perang yang dilakukan oleh penyebar agama. Orang yang merasakan perlu adanya pengaturan kembali tentang geografi adalah Berhardus Veranius (1622-1650 sesudah masehi). Hasil karyanya yang disebut Geographia Generalis dibagi menjadi tiga yaitu geografi absolut mengkaji berbagai fakta matematka yang berkaitan dengan bumi dan keberadaannya, geografi relatif mengkaji antara lain pengaruh matahari dan bintang terhadap kehidupan, yang terakhir geografi komperatif mengkaji antara lain pembagian muka bumi, pembuatan peta dan globe. Pada awal abad ke-18, perkembangan geografi diwarnai oleh aliran fisik determinisme yang mempercayai alam menentukan kehidupan manusia, aliran tersebut dipelopori oleh Friedrich Ratzel seorang geograf Jerman, dengan antropogeografi-nya yang meremehkan budaya manusia atau kemauan bebas manusia, karena yang diagungkan adalah kekuasaaan alam. Sebagai reaksi terhadap aliran determinisme alam ini adalah munculnya aliran possibilisme yang ditokohi oleh Paul vidal de la Blache, yang berasal dari Perancis. Menurutnya , manusia tidak lagi dipandang sebagai faktor pasif yang ditentukan alam, tetapi dapat mempengaruhi faktor alam secara aktif dalam kehidupan ekonominya. Dari pendapatnya ini membuat Vidal diangkat sebagai Bapak Geografi Sosial Modern.
Perkembangan selanjutnya geografi yang memisahkan kajian antara geografi fisik dan geografi manusia sudah banyak ditinggalkan karena gejala dipermukaan bumi tidak terlepas dari kegiatan alam dan manusia secara bersama-sama serta saling mempengaruhi. Dari kenyataan tersebut melahirkan pengertian dan batasan geografi yang dihasilkan oleh para pakar geografi dari seminar dan lokakarya IGI (Ikatan Geografi Indonesia) di kota Semarang pada tahun 1989 adalah sebagai berikut, geografi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari persamaan dan perbedaan gejala alam dan kehidupan di muka bumi (gejala geosfer) serta interaksinya antara manusia dan lingkungannya dalam konteks keruangan dan kewilayahan. Pada pengertian tersebut memperjelas ruang lingkup kajian geografi yang tidak terlepas dari apa yang menjadi objek material geografi. Ruang lingkup geografi mencakup fenomena permukaan bumi (geosfer) yang terdiri atas gejala alam (fisik) dan gejala manusia (sosial). Gejala-gejala ini menganalisis persebaran (spread), hubungan (interelation) dan interaksi (interaction) dalam rung muka bumi. Maksudnya, di dalam mengkaji atau mempelajari persamaan dan perbedaan gejala geosfer ataupun interaksi manusia dan lingkungannya, yang diutamakan adalah persebaran gejala geosfer dalam suatu wilayah atau ruang dan interaksi manusia dan lingkungannya.
Beberapa definisi geografi masa kini
No Definisi sumber
1. Geografi berkepentingan untuk memberikan deskripsi yang teliti, beraturan dan rasional tentang sifat variabel dari permukaan bumi. R. Hartshorne. London Murray,1959
2. Tujuannya tidak lain adalah suatu pengertian tentang sistem yang berinteraksi cepat yang mencakup semua budaya manusia dan lingkungan alamiahnya dipermukaan bumi. E. A. Ackerman, 1963
3. Geografi mencari penjelasan bagaimana tatalaku subsistem lingkungan fisikal di permukaan bumi dan bagaimana manusia menyebarkan dirinya sendiri di permukaan bumidalam kaitannyadengan faktor fisikal lingkungan dan dengan manusia lain. Ad Hoc Committe on Geography (Washington: Academy of Science, 1965)
4. Geografi berkepentingan memberikan kepada manusia deskripsi yang teratur tentang bumi, geografi sebagai sebuah studi mengenai organisasi keruangan yang dinyatakan sebagai pola-pola dan proses-proses. EJ. Taaffe, ed, 1970
5. Geografi adalah suatu ilmu yang memperhatikan perkembangan rasional dan lokasi dari berbagai sifat yang beraneka ragam di permukaan bumi. M. Yeates, 1968
6. Adalah relevan untuk dicatat bahwa akhir-akhir ini perhatian geografi terutama terarah pada: a.sistem eokolgi, b.sistem keruagan. Yang tersebut pertama berkaitan dengan manusia dan lingkungannya sedang yang kedua berkaitan dengan hubungan antara wilayah dalam hubungan timbal balik yang kompleks dari gerakan pertukaran. Dalam kedua sistem tersebut gerakan dan kontak merupakan masalah dasar yang utama. P. Haggety, London.1965.

Geografi sebagai ilmu yang mandiri memiliki prinsip-prinsip tertentu yang menjadi dasar pada setiap pengkajiannya. Pada waktu melakukan pendekatan terhadap objek yang dipelajari, dasar atau prinsip ini harus selalu menjiwai. Prinsip-prinsip geografi antara lain :
1. Prinsip penyebaran. Prinsip ini merupakan prinsip dasar ilmu geografi yang tidak boleh ditinggalkan. Setiap gejala dan fakta geografi, baik yang berkenan dengan gejala alam maupun manusianya yang tersebar di permukaan bumi.
2. Prinsip interelasi. Prinsip ini merupakan prinsip yang menuntun untuk melihat pola hubungan antara satu faktor dan faktor lainnya
3. Prinsip deskripsi. Prinsip ini merupakan prinsip yang menggambarkan lebih jauh terhadap persebaran dan hubungan interelasi antara fakta dan gejala dipermukaan bumi
4. Prinsip keruangan (korologi) . Prinsip ini merupakan prinsip yang meninjau gejala, fakta dan masalah geografi dari penyebaran, interelasi dan interaksinya dalam ruang.
Selain prinsip, geografi juga memiliki konsep yang perlu dipahami dalam mengkaji geosfer yang dikenl sebagai konsep esensial geografi, kesepuluh konsep terebut yaitu
1. Konsep lokasi
Merupakan konsep utama sejak awal pertumbuhan geografi. Lokasi dibedakan antara pengertian lokasi absolut dan lokasi relatif. Contoh lokasi absolut adalah letak astronomis, sedangkan lokasi relatif adalah berdasarkan kondisi setempat misalnya, rumah dekat dengan jalan yang bisa sewaktu-waktu berubah.
2. Konsep jarak
Merupakan faktor pembatas yang bersifat alami namun sejalan dengan kemajuan teknologi dan kehidupan, jarak dapat bersifat relatif. Contoh waktu yang dibutuhkan berbeda untuk jarak tempuh pesawat dengan jarak tempuh pada mobil.
3. Konsep keterjangkauan
Berkaitan dengan kondisi medan atau ada tidaknya sarana angkutan atau komunikasi yang dapat dipakai.
4. Konsep pola
Berkaitan dengan susunan bentuk atau persebaran fenomena dalam ruang muka bumi, fenomena yang bersifat alami. Contoh sungai, jenis tanah, curah hujan dan lain-lain ataupun fenomena sosial budaya contohnya pemukiman persebaran penduduk, mata pencaharian, dan lain-lain.
5. Konsep morfologi
Menggambarkan perwujudan daratan muka bumi sebagai hasil pengangkatan atau penurunan wilayah (sejarah geologi) yang lazimnya disertai erosi dan sedimentasi.
6. Konsep aglomerasi
Merupakan kecenderungan persebaran yang bersifat mengelompok pada suatu wilayah yang relatif sempit yang paling menguntungkan, baik mengingat kesejenisannya maupun adanya faktor-faktor umum yang menguntungkan contohnya masayarakat kota tinggal mengelompok pada tingkat yang sejenis sehingga timbul daerah pemukiman elit.
7. Konsep nilai keguanaan
Di muka bumi nilai kegunaan bersifat relatif tidak sama bagi setiap orang atau golongan contoh orang di daerah pantai lebih suka rekreasi dipegunugan karena dianggap pegunungan memiliki nilai yang tinggi daripada daerah pantai.
8. Konsep interaksi dan interdependensi
Merupakan peristiwa yang saling mempengaruhi objek atau tempat yang dengan yang lain. Setiap tempat mengembangkan potensi sumber dan kebutuhan yang tidak selalu sama dengan apa yang ada ditempat lain. Oleh karena itu, senantiasa terjadi interaksi atau bahkan interpedensi antara tempat yang satu dengan yang lain.
9. Konsep deferensiasi area (struktur keruangan)
Integrasi fenomena menjadikan suatu tempat atau wilayah mempunyai corak khas yang tersendiri sebagai region yang berbeda dari tempat atau wilayah yang lain.

10. Konsep keterkaitan keruangan
Keterkaitan ruangan atau asosiasi keruangan menunjukkan derajat keterkaitan persebaran suatu fenomena dengan fenomena yang lain disuatu tempat atau ruangan, baik yang menyangkut dengan fenomena alam, tumbuh-tumbuhan, atau kehidupan sosial.
B. Ruang Lingkup Dan Objek Geografi
Setiap ilmu memiliki obyek studi, demikian pula dengan ilmu geografi. Geografi memiliki dua jenis objek kajian, yaitu objek material dan formal.
1. Obyek Material
Obyek material adalah semua materi yang menjadi sasaran atau kajian studi ilmu geografi, yaitu semua kenampakan/fenomena yang terdapat di muka bumi (fenomena geosfer), baik yang bersifat alami maupun sosial budaya. Setiap ilmu memiliki obyek material yang sama
2. Obyek Formal
Obyek formal merupakan cara pandang, analisa maupun cara berfikir terhadap segi materialnya, dimana sudut pandangnya adalah selalu mengacu pada keruangan/spasial dan kewilayahan. Atas dasar obyek formal ini, ilmu geografi dapat dibedakan dengan ilmu ilmu yang lain, karena memiliki sudut pandang yang berbeda terhadap segi materialnya. Contoh ilmu ekonomi memiliki cara pandang yang selalu mengacu kepada keuntungan, lain pula dengan sejarah yang selalu menitik beratkan pada waktu
C. Pendekatan Geografi
Kajian ilmu geografi terhadap objek materialnya mempunyai pendekatan tersendiri, yaitu dikaji melalui konteks keruangan, kelingkungan dan kewilayahan.
1. Pendekatan keruangan
Pendekatan ini digunakan untuk mengetahui persebaran dalam penggunaan ruang yang telah ada dan tata cara penyediaan ruang yang akan digunakan untuk berbagai kegunaan yang dirancang. Dalam pendekatan ini, seorang ahli geografi akan mengkaji secara teliti keberadaan suatu ruang karena fenomena geosfer dari suatu tempat ke tempat lain berbeda.
2. Pendekatan kelingkungan
Pendekaatan ini disebut juga pendekatan ekologis. Pendekatan ini digunakan untuk mengetahui hubungan dan keterkaitaan antara unsur-unsur yang berada pada lingkungan tertentu, baik antara makhluk hidup atau antra makhluk hidup atu antara makhluk hidup dan lingkungannya.
3. Pendekatan kewilayahan
Pendekatan ini meruakan kombinasi antara pendekatan keruangan dan kelingkungan. Pendekatan ini menkaji suatu wilayah yang memiliki karakteristik khas yang dapat dibedakan dengan wilayah lainnya. Dari adanya perbedaan tersebut akan terjadi interaksi antara wilayah yang satu dengan wilaayah yang lainnya untuk saling memenuhi kebutuhannnya.
Dengan ketiga pendekaatan, geografi daapat menjaawab pertanyaan yang sering dilontarkan dalam rangka menghadapi suaatu gejala, masalah dan peristiwa yang sering terjadi. Pertanyaan tersebut meliputi :
a. What (apa), yaitu pertanyaan untuk mengetahui apa yang terjadi.
b. Where (dimana), yaitu pertanyaan untunk mengetahui dimana lokasi gejala atau peristiwa itu terjadi.
c. Why (mengapa), yaitu pertanyaan untuk mengetahui peristiwa tersebut dapat terjadi, berhubungan dengan latar belakaang, interaksi dan interpendensi suati gejala atau peristiwa.
d. When (kapan), yaitu pertanyaan mengenai waktu kejadian yang berlangsung yang meliputi waktu lampau, sekarang dan masa yang akan datang.
e. Who (siapa), yaitu pertanyaan untuk mengetahui siapa pelaku atau subyek dari suatu peristiwa yang terjadi.
f. How (bagaimana), Yaitu pertanyaan yang berhubungan dengan suatu penjelasan dan peristiwa yang terjadi sudah tampak gejalanya serta akibat yang ditimbulkannya. Penjelasan tersebut dapat berupa saran, rumusan, dan penyelesaian atau kebijakan.


D. Prinsip-Prinsip Geografi
Gejala geosfer / gejala geografi di muka bumi yang meliputi gejala alam dan kehidupan , apabila kita amati dan analisa dalam kehidupan sehari hari, maka para ahli geografi sepakat untuk selalu berpedoman pada empat prinsip berikut ini


1. Prinsip persebaran:
Gejala atau fakta geografi tersebar tak merata di muka bumi baik alam maupun kehidupan. Contohnya :
• Persebaran jenis-jenis tanaman yang berbeda di muka bumi seperti tanaman cengkeh hidup di dataran tinggi, sedang tanaman kelapa hidup di pantai/ dataran rendah.
• Persebaran suhu di muka bumi yang berbeda-beda , seperti kutub memiliki suhu yang sangat dingin sedangkan daerah gurun memiliki suhu yang sangat panas.
2. Prinsip interelasi
Suatu hubungan saling terkait di dalam ruang, antara gejala yang satu dengan gejala yang lain. Contohnya : Penduduk yang hidup di daerah pantai umumnya bermata pencaharian sebagai nelayan sedangkan penduduk yang berada di daerah pegunungan bermata pencaharian sebagai petani perkebunan. Hal ini karena berkaitan dengan kondisi alam tempat tinggal mereka masing-masing.
3. Prinsip deskripsi
Memberikan uraian atau gambaran lebih jauh mengenai gejala- gejala yang diselidiki atau diamati/ dipelajari. Penjelasan yang disajikan dengan kata-kata, dan bisa dilengkapi dengan diagram, grafik, tabel , peta dan gambar.
4. Prinsip korologi
Gejala, fakta, peristiwa ataupun masalah geografi di suatu tempat yang ditinjau sebarannya, interelasinya, interaksinya, dan integrasinya dalam ruang tertentu, sebab ruang itu akan memberi ciri kepada kesatuan gejala tersebut. Contohnya : Daerah Pare-pare (Sul-Sel ) merupakan daerah perdagangan yang maju, sehingga sebagian besar penduduknya bermata pencarian sebagai pedagang, hal disebabkan selain merupakan wilayah perkotaan (kotamadya Pare-pare) juga memiliki letak yang menguntungkan yaitu daerah pantai sebagai transit bagi kapal kapal dari daerah lain di Indonesia maupun dari luar Indonesia, seperti Malaysia (Tawawu), yang biasa membawa barang untuk perdagangan baik di jual di kota Pare- pare sendiri maupun membawa barang dari Pare-pare untuk di jual di wilayah lain


E. Aspek Geografi
Untuk dapat melakukan kegitan studi geografi secara konperhensif. Geografi didukung oleh sejumlah ilmu lainnya yang secara garis besar juga dibagi menjadi dua bagian besar yang didasarkan oleh dua aspek geografi yaitu aspek fisik dan aspek sosial.
1. Geografi fisik
Geografi fisik adalah cabang geografi yang mempelajari gejala fisik dimuka bumi. Pengkajian geografi fisik ditunjang dengan ilmu-ilmu dibawah ini
a. Geologi, adalah ilmu yang mempelajari ilmu yang mempelajari struktur, komposisi, sejarah, dan proses perkembangan bumi.
b. Geomorfologi, adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk-bentuk muka bumi dan segala proses yang menghasilkan bentuk-bentuk tersebut.
c. Hidrolog,i adalah ilmu yang mempelajari tentang perairan darat perairan darat.
d. Oseanografi, adalah ilmu yang mempelajari tentanh sifat fisik dan kimia air laut.
e. Klimatologi, adalah ilmu yang mempelajari tentang iklim.
f. Meteorolohi, adalah ilmu yang mempelajari tentang cuaca
g. Biogeografi, adalah ilmu yang mempelajari tentang mempelajari penyebaran makhluk hidup dipermukaan bumi secara geografis
2. Geografi sosial
Geografi sosial adalah cabang geografi yang studinya meliputi aspek kependudukan dan aktivitas manusia yang terdiri dari aktivitas ekonomi, politik, sosial dan budaya. Cabang-cabang geografi sosial antara lain sebagai berikut :
a. Geografi manusia, adalah cabang geograi yang mengkaji sosial, ekonomi dan budaya penduduk
b. Antropogeogarfi, adalah cabang ilmu geografi yang mengkaji penyebarang bangsa-bangsa dimuka bumi.
c. Geografi politik, adalah cabang geografi yang mengkaji kondisi-konisi geografi yang ditinjau secara khusus.
d. Geografi regional, adalah cabang geografi yang mengkaji suatu wilayah secara khusus.
Dalam geografi aspek fisik dan aspek sosial saling berhubungan dengan disiplin ilmu yang lain. Hubungan tersebut bersifat timbal balik secara intensif. Untuk dapat mengetahui hubungan timbal balik antara kedua aspek tersebut dapat dilihat pada diaagram dibawah ini
F. Sarana Bantu Geografi
a. Tabel
Sarana bantu geografi karena memuat data.
b. Diagram
Termasuk sarana bantu geografi yang digunakan untuk menjelaskan fenomena geosfer dengan melukiskan bagian-bagiannya dan cara kerjanya secara berurutan.
c. Grafik
Sarana bantu geografi yang menunjukkan naik dan turunnya gejala atau fenomena tertentu antar waktu dengan menggunakan garis
d. Peta
Termasuk sarana bantu geografi karena memuat bermacam-macam data dari permukaan bumi yang dapat diinformasikan.
G. Manfaat Geografi
a. Subangan Pendidikan
1. Memberikan wawasan dalam ruang, seperti: arah, luas, bentuk dan jarak
2. Geografi dapat melatih kegiatan pengamatan dan pemahaman hubungan antar gejala yang terdapat dalam suatu bentang alam
3. Menumbuhkan rasa akan kecintaan terhadap keindahan alam, sehingga memunculkan rasa kecintaan terhadap tanah air dan juga rasa syukur kepada Tuhan akan penciptaannya
4. Memberikan wawasan yang lebih luas tentang wilayah-wilayah lain, selain tempat tinggal kita.
b. Pembentukan Kepribadian
1. Agar lebih menghargai adanya fakta, gejala geografi sehingga lebih memperhatikan berbagai masalah baik lokal ataupun global
2. Mengerti masalah sosial yang sangat kompleks sebagai akibat adanya perbedaan dalam lingkungan
3. Mengetahui ketersediaan sumber daya alam yang perlu dimanfaatkan
4. Dapat membentuk pribadi melalui refleksi atas lingkungannya dan lingkungan orang lain.
c. Dalam bidang kehidupan
1. Bidang pertanian , pertanian menggunakan ilmu geografi, seperti perhitungan musim, jenis tanah, sistem pengairan, dll.
2. Bidang industri, contoh : mempertimbangkan lokasi industri yang memperhitungkan faktor jarak untuk memperoleh bahan baku maupun pemasaran, itu semua menggunakan ilmu geografi.

SEKAPUR SIRIH UNTUK SEMUA WIJA GEOGRAFI

PANDUAN MERENUNGI DIRI;
“Karena Hidup Hanya Sementara”
Oleh; Darmawangsa
Tulisan ini mencoba untuk kembali membangunkan kita semua dari “tidur” panjang yang kita lakukan…Mencoba menyadarkan kita akan hakikat kita di ciptakan sebenarnya…
Karena kita semua bersaudara, dan sebagai saudara yang baik hendaknya saling menasehati satu dengan yang lainnya…
(Tulisan ini secara khusus saya tulis untuk adikku tersayang (mustakim hasan), semoga Allah memberi hidayah kepadanya, hingga membuatnya merasakan nikmatnya ibadah kepada-Nya)
Saudaraku….
Dan ketahuilah bahwa dunia ini hanya kehidupan sementara lagi menipu…..
Sungguh kita semua akan MATI dan meninggalkan harta yang telah kita kumpulkan selama ini, kelurga yang senantiasa menemani kita dalam suka dan duka pun akan kita tinggalkan, kerabat karib pun juga akan kita tinggalkan…….
Lalu saudaraku…
 Kenapa kita masih menyibukkan diri kita dengan perkara-perkara dunia, yang telah kita ketahui tak akan membawa banyak manfaat bagi kita. Yang justru akan menjadi beban pertanggungan jawaban kita di hari kemudian nanti.
 Karena sungguh, “Ketika manusia meninggal dunia, yang akan menemani mereka hanyalah amal jariah mereka, ilmu mereka yang bermanfaat bagi ummat serta doa anak mereka yang shaleh”
Saudaraku …
Mari kita mencoba menghisab diri kita, sebelum Allah SWT menghisab kita….
Coba kita jawab pertanyaan dibawah ini, dengan jujur…
 Ibadah khusus apa yang telah kita lakukan mulai dari bangun tidur pagi tadi hingga sekarang…???
 Berapa sudah shalat sunnat yang telah kita laksanakan…???
 Berapa lembar sudah, kita membaca dan mentadabburi Al-Qur`an sejak bangun tidur pagi tadi, hingga sekarang…???
Coba kita perhatikan anjuran dokter tentang pemanfaatan waktu bagi kita….
◦ 1/3 dari 24 jam, kita gunakan untuk istirahat
◦ 1/3 dari 24 jam, kita gunakan untuk bekerja
◦ 1/3 dari 24 jam, kita gunakan untuk makan, minum dan kegiatan lainnya
Artinya, kalau Allah SWT memberikan kesempatan kita hidup selama 60 thn, maka :
◦ 20 thn sudah usia kita dihabiskan untuk tidur
◦ 20 thn yang lainnya kita habiskan untuk bekerja
◦ Dan 20 tahun sisanya kita habiskan untuk makan, minum dan kegiatan lainnya
Lalu saudaraku…
Berapa waktu yang telah kita habiskan untuk beribadah kepada-Nya, demi meraih pahala yang banyak-banyaknya disisi-Nya…???
Saudaraku….
 Seringkali kita tidak objektif ketika menimbang dan menghitung amal yang telah berlalu. Yang tampak dibenak dan terekam di memori adalah banyaknya shalat yang telah kita lakukan, sekian shaum yang telah kita tunaikan, bilangan sedekah yang telah di dermakan, dan berapa kali kita telah khatamkan Al-Qur`an.


Tapi saudaraku….
• Disisi lain, kita sering mengabaikan hitungan dosa yang telah kita kerjakan atau jumlah kewajiban yang tak tertunaikan dengan baik….

Saudaraku….
Mari kita baca dan renungi firman Allah SWT, berikut ini:
“dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhan-Mu yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang bertakwa” (Q.S. Ali-Imran:133).
“dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah maha pengampun lagi maha penyanyang (QS. Al Baqarah :110)
Saudaraku…
 Selagi nafas masih dikerongkongan, selagi kaki masih mampu berdiri dan berjalan…. Sebelum MAUT menjemput kita…
 Selagi masih ada waktu, mari segera kita bulatkan tekad dengan ikhlas kepada_Nya. Memulai hidup baru, dengan banyka beribadah kepada-Nya.
 Igatlah pesan Rasulullah SAW kepada kita,
“tidak akan bergeser kaki anak cucu adam dihari kemudian nanti sebelum ditanya tentang 4 perkara, yang pertama tentang usianya kemana mereka habiskan.?, tentang masa muda mereka kemana mereka habiskan.?, tentang ilmu mereka kemana mereka manfaatkan.?, dan tentang harta mereeka darimana didapatkan dan kemana mereka belanjakan.?

Semoga tulisan singkat ini mampu sedikit melembutkan hati-hati kita untuk kitas segera bertaubat atas semua dosa yang telah kita lakukan, dan segera memperbanyak ibadah kepadanya, sebelum sakaratul maut datang mennyapa kita…!!!