Asssalamu Alaikum Para Geografer

Kami menyiapkan berbagai tulisan tentang GEOGRAFI, yang mudah-mudahan dapat dijadikan
referensi oleh para Geografer

Kamis, 01 April 2010

EVALUASI LAHAN

Oleh : Darmawangsa,S.Si


A. Pengantar Evaluasi Lahan
Meningkatnya jumlah penduduk menyebabkan kepentingan dan ketergantungan manusia pada lahan semakin meningkat pula, yaitu : peningkatan infrastruktur, usaha pertanian, maupun usaha-usaha dibidang lainnya. Usaha-usaha tersebut memerlukan lahan sebagai tempat untuk melaksanakan pembangunan.
Meningkatnya kebutuhan dan persaingan dalam penggunaan lahan baik untuk keperluan produksi pertanian, perkebunan, industri jasa, permukiman, pengembangan kawasan maupun untuk keperluan lainnyamendorong pemikiran yang seksama dalm mengambil keputusan pemanfaatan lahan yang paling menguntungkan dari sumber daya lahan yang terbatas. Fenomena seperti diatas mendorong berkembangya pemikiran para ahli, tentang perlunya suatu perencanaan penggunaan lahan dan penataan kembali penggunaan lahan agar dapat dimanfaatkan secara optimal dan efisien. Permasalahan penggunaan lahan disunia ini sifatnya universal, baik di Negara maju maupun di Negara berkembang, pertambahan jumlah penduduk maupun era industrialisasi adalah persamaan ekslusif yang terjadi dimana saja dimuka bumi. Penataan kembali penggunaan lahan untuk daerah yang telah berpenduduk dan perencanaan penggunaan lahan bagi daerah-daerah yang belum tersentuh atau masih berpenduduk jarang, akan menyentuh berbagai pihak dan masyarakat luas, sehingga kegiatan ini sering pemicu munculnya berbagai permasalahan.
Perencanaan penggunaan lahan secara menyeluruh memerlukan data faktor lingkungan fisik yang meliputi sifat dan potensi lahan, yang diperoleh melalui kegiatan antara lain survei tanah yang diikuti oleh evaluasi lahan. Kedua kegiatan tersebut saling berkaitan satu sama lain, yang mendukung pentingnya kegiatan evaluasi kemampuan lahan dan kesesuain lahan, sedangkan untuk keperluan perencanaan pembangunan dan pengembangan pertanian, data iklim, tanah dan sifat lingkungan fisik lainnya yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman serta terhadap aspek manajemen dapat diperoleh melalui kegiatansurvei dan pemetaan sumber daya lahan termasuk pemetaan tanah.
Informasi tanah merupakan salah satu bagian sumber daya alam yang mempunyai pengaruh langsung dan berkelanjutan bagi penggunaan pertaninan. Informasi bentuk lahan, topografi dan formasi geologi secara tidak langsung mempengaruhi bentuk penggunaan lahan dan jenis tanaman yang diusahakan, faktor-faktor topografi (ketinggian,panjang dan derajat lereng, posisi pada bentang lahan) dapat berpengaruh tidak langsungpada penggunaan lahan bagi usaha pertanian.
Evaluasi lahan mempertimbangkan kemungkinan penggunaan dan faktor pembatasan tersebut dan berusaha menerjemahkan informasi-informasi yang cukup banyak dari lahan tersebut kedalam bentuk-bentuk yang dapat digunakan para praktisi seperti petani, para ilmuan yang mempertanyakan kemungkinan untuk menanam jenis tanaman tertentu, atau pertanyaan yang berhubungan dengan pekerjaan keteknisan.
Kesesuain lahan adalah bentuk penggambaran tingkat kecocokan sebidang lahan untuk suatu penggunaan tertentu (FAO, 1976). Kelas kesesuain lahan suatu areal dapat saja berbeda tergantung pada tipe penggunaan lahan yang sedang dipertimbangkan. Evaluasi kesesuain lahan pada dasarnya berhubungan dengan evaluasi untuk suatu penggunaan tertentu, seperti untuk budidaya padi, palawija, dansebagainya. Sedangkan kemampuan lahan umumnya ditujukan untuk penggunaan yang lebih luas atau lebih umum seperti penggunaan untuk pertanian, permukiman, industri, perkotaan, jasa, peruntukan dan sebagainya.
System USDA membagi lahan dalam sejumlah kecil kategori yang dapat diurut menurut jumlah dan intensitas faktor penghambat yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, dari kategori tertinggi ke kategori terendah. Kelas kemampuan lahan bervariasi dari kelas I artinya lahan tidak mempunyai penghambat utama bagi pertumbuhan tanaman, sampai kelas VIII yakni lahan yang mempunyai penghambat yang sangat berat sehingga tidak memungkinkan penggunaannya untuk produksi tanaman-tanman komersial.

B. Tujuan dan Manfaat Evaluasi Lahan
Evaluasi lahan bertujuan untuk mengetahui potensi atau nilai dari suatu areal untuk penggunaan tertentu yang memberikan harapan positif. Evaluasi tidak terbatas hanya pada penilaian karakteristik lingkungan, tetapi mencakup analisis ekonomi, social dan dampak lingkungan. Evaluasi lahan merupakan penghubung anatara berbagai aspek kualitas fisik, biologi dan teknologi penggunaan lahan dengan tujuan social ekonominya.
Evaluasi tingkat kesesuaian lahan pada dasarnya dapat berupa pemilihan lahan yang sesuai untuk tanaman tertentu. Hal itu dapat dilakukan dengan menginterpretasikan peta tanah dalam kaitannya dengan kesesuain lahan utuk berbagai tanaman dan tindakan pengelolaan yang diperlukan.
Fungsi evaluasi lahan memberikan pengertian tentang hubungan antara kondisi lahan dan penggunaannya serta memberikan kepada perencana berbagai perbandingan dan alternatif pilihan pengunaan yang dapat diharapkan berhasil, dengan demikian manfaat mendasar dari evaluasi lahan adalah untuk menilai kesesuain lahan bagi suatu penggunaan tertentu serta memprediksi konsekuensi-konsekuensi dari perubahan penggunaan lahan yang mungkin dilakukan. Kegunaan terinci dari evaluasi lahan sangat beragam ditinjau dari konteks fisik, ekonomi, social, intensitas dan skala dari studi itu sendiri, tujuan serta manfaat bagi si pemakai. Kegunaan evaluasi lahan ditinjau dari keadaan daerah yang akan dievaluasi pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi daerah kurang maju dengan penduduk jarang dan daerah maju dengan penduduk rapat.
Kualitas lahan berhubungan atau berpengaruh terhadap hasil atau produksi tanaman, juga manjemen dan masukkan yang diperlukan. Kualitas lahan yang berpengaruh terhadap produksi tanaman adalah :1). Kelembaban udara pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman, 2). Ketersedian hara, 3). Ketersedian oksingen didalam zone perakaran, 4). Media untuk perkembangan akar, 5). Kondisi untuk pertumbuhan, 6). Kemudahan diolah dalam hal ini pengolahan tanah, 7). Salinitas dan alkalinitas, 8). Toksitas tanah, 9). Resistensi tanah terhadap erosi, 10). Hama dan penyakit tanaman, 11). Bahaya banjir, 12). Rejim temperatur, 13). Energi radiasi, 14). Bahaya iklim terhadap pertumbuhan tanaman, 15). Periode kering untuk pemasakan tanaman.
Semua tanamn untuk dapat tumbuh dan berpruduksi memerlukan persyaratan tertentu, persyaratan tersebut terutama energy radiasi, temperatur yang cocok untuk pertumbuhan, kelembaban, oksingen dan unsure hara. Persyaratan temperatur dan kelembaban sering digabungkan disebut periode pertumbuhan.
Persyaratan tumbuh tanaman lainnya adalah yang tergolong sebagai kualitas lahan media perakaran. Media perakaran terdiri dari : drainase, tekstur, struktur, konsistensi dan kedalaman efektif tanah. Ada tanaman yang memerlukan drainase terhambat seperti jenis tanaman air termasuk padi sawah, tetapi pada umumnya tanaman menghendaki drainase yang baik, yang pada kondisi demikian aerasi tanah cukup baik artinya didalam tanah cukup tersedia oksingen dan akar tanaman dapa berkembangdengan baik, sehingga dapat menyerap unsur hara secara optimal.
C. Evaluasi Kesesuaian Lahan
Kesesuain lahan adalah suatu jenis penggunaan tertentu oleh kondisi atau karakteristik lahannya yang bertujuan untuk menetapkan/memilih penggunaan lahan tertentu secara berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. Karakteristik lahan meliputi semua faktor lahan yang dapat diukura atau ditaksir seperti : tekstur tanah, struktur tanah, kemiringan lereng, batuan dipermukaan, iklim dan sebagainya.
Evaluasi kesesuaian lahan pada dasarnya merupakan evaluasi potensi lahan bagi penggunaan berbagai system pertanian secara luas dan toidak membicarakan peruntukan jenis tanaman tertentu ataupiun tindakan-tindakan pengelolaannya. Oleh sebab itu sifatnya merupakan evaluasi yang lebih umum dibandingkan dengan evaluasi kesesuain lahan yang bersifat lebih khusus.
Evaluasi kesesuaian lahan memiliki penekanan yang tajam, yaitu mencari lokasi yang mempunyai sifat-sifat positif dalam hubungannya dengan keberhasilan produksi atau penggunaannya, sementara evaluasi kemampuan lahan sering dinyatakan dalam hubungan dengan pembatas-pembatas negatife, yang dapat menghalangi beberapa atau sebagian penggunaan lahan yang sedang dipertimbangkan.
Kesesuaian lahan dibagi menjadi dua, yaitu : kesesuaian lahan aktual, yaitu kesesuaian lahan saat ini merupakan kelas kesesuaian lahan yang dihasilkan berdasarkan data yang ada tidak mempertimbangkan asumsi atau usaha perbaikan dan tingkat pengelolaan yang dapat dilakukan untuk mengatasi faktor-faktor pembatas yang ada disetiap satuan lahan.
Kesesuaian lahan potensial menyatakan keadaan kesesuaian lahan yang akan dicapai setelah dilakukan usaha-usaha perbaikan atau improvemen. Dalam hal ini perlu adanya perincian faktor-faktor ekonomis dealam mendunga biaya yang diperlukan untuk perbaikan-perbaikan tersebut.
D. Cara Penelitian Evaluasi Kesesuain Lahan
Evaluasi kesesuaian lahan menitiberatkan pada tingkat kecocokkan sebidang lahan untuk satu penggunaan tertentu. Klasifikasi kesesuain lahan merupakan proses penilaian dan pengelompokkan lahan dalam arti kesesuaian relatif lahan atau kesesuaian absolut lahan bagi suatu penggunaan tertentu. Klasifikasi kesesuaian lahan juga merupakan upaya pengelompokkan lahan dengan sistematis kedalam satuan-satuan tertentu menurut sifat-sifat yang merupakan potensi dan penghambat dalam penggunaan secara berkelanjutan.
Pendekatan satuan lahan pada evaluasi kesesuaian lahan ini menggunakan citra foto udara pankromatik hitam putih skala 1: 25.000, dipadukan dengan peta topografi, geologi, tanah, lereng, penggunaan lahan, dan bentuk lahan, Yang dilengkapi dengan survei lapangan untuk pengecekan objek, pengambilan contoh tanah untuk dianalisis di laboratorium, dan pengukuran lapangan lainnya. Cara evaluasi kesesuaian lahan meliputi uraian tentang : 1). Bahan atau materi penelitian, 2). Alat penetlitian, 3). Jalan penelitian, 4). Analisis hasil.
Bahan dalam penelitian adalah lahan atau wilayah atau lokasi, sedangkan potensi lainnya didukung oleh informasi penungjang antara lain; peta tanah, peta topografi, peta penggunaan lahan, peta kelerengan, peta bentuk lahan, peta geologi, citra foto udara, data curah hujan selama 11 tahun terakhir, data hasil produksi tanaman pertanian, bahan-bahan kimia untuk analisis sifat fisik dan kimia tanah di lapangan dan di laboratorium.
Alat-alat yang diperlukan dalam penelitian terdiri dari alat-alat laboratorium, seperti streoskop cermin, alat-alat lapangan seperti altimeter, bor tanah dll, alat-alat bantu untuk analisis peta topografi terutama untuk pembuatan peta kelas kelerengan, proses analisis kartografi lainnya.
Pelaksanaan penelitian evaluasi kesesuaian lahan dilakukan dengan beberapa tahap yaitu: tahap persiapan, yang terdiri atas studi kepustakaan yang berkaitan dengan topic penelitian, menyiapkan bahan-bahan seperti foto udara, peta-peta, tahap kedua yaitu tahap kerja lapang, meliputi pekerjaan uji lapangan sebagai pekerjaan pendahuluan, kemudian mencocokkan hasil interpretasi citra dengan keadaan dilapangan, dilanjutkan dengan reinterpretasi untuk merevisi kekeliruan dalam interpretasi, penentuan titik sampel, pengamatan lingkungan fisik seperti drainase, lereng, tekstur dll. Tahap yang terakhir adalah tahap penyelesaian, meliputi pekerjaan analisi contoh tanah di laboratorium yang meliptui unsur-unsur, tekstur tanah, KTK, salinitas, pH tanah dll.
Variabel yang dikaji untuk menentukan tingkat kesesuaian lahan untuk tanaman digolongkan kedalam karakteristik/kualitas lahan, dengan mengacu pada kriteria persyaratan tumbuh tanaman, dengan jumlah karakteristik lahan sebanyal 19. Adapun variabel yang dimaksud adalah : Temperatur rerata tahunan, jumlah bulan kering, jumalah hujan tahuanan, drainase tanah, tekstru tanah, kedalaman efektif, KTK tanah, pH tanah, kegaraman, toksisitas, total N, P2O5, K2O, kemudahan pengolahan, lereng, singkapan batuan, tingkat bahaya erosi, bahaya banjir,
Penentuan kelas kesesuaian lahan untuk tanaman ditemukan dari penyesuaian criteria syarat tumbuh masing-masing tanaman dengan hasil analisis data laboratorium, data lapangan, dan sekunder lainnya. Hasil evaluasi kesesuaian lahan lahan dinyatakan dalam sub kelas dalam symbol kelas diikuti oleh faktor penghambat yang paling sulit diperbaiki kemudian diiukuti oleh faktor pengahambat yang mudah diperbaiki. Untuk kategori kelas pengujiannya adalah semua karakteristik lahan dari setiap satuan lahan diuji dengan kriteria S1, bila tidak mmenuhi persyaratan maka diuji dengan criteria S2 dan seterusnya, hingga ditemukan kelas kesesuaiannya. Berdasarkan analisa tersebut dapat didefenisikan kelas kesesuaiam lahan untuk tanaman.

1 komentar: